Orang-Orang Dekat Erick Thohir Mulai Tersingkir dari BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir. (f:ist/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Sejumlah nama yang dikenal sebagai orang kepercayaan Menteri BUMN Erick Thohir mulai terdepak dari posisi strategis. Terbaru, Arya Sinulingga, Staf Khusus Erick, resmi dicopot dari jabatan Komisaris PT Telkom Indonesia Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 26 Mei 2025.
Arya, yang pernah menjadi juru bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan dikenal sebagai loyalis Erick, menjabat komisaris Telkom sejak Mei 2021. Kepergiannya dari jajaran komisaris Telkom mengejutkan banyak pihak, termasuk kalangan internal perusahaan.
Seorang petinggi Telkom yang dikutip Majalah Tempo edisi 8 Juni menyebut Arya sebagai representasi Erick di tubuh Telkom. “Ia bukan orang luar. Arya itu kanal komunikasi langsung dari Erick,” ujar sumber.
Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria mengonfirmasi bahwa pencopotan Arya adalah bagian dari upaya penyegaran manajemen. Meski begitu, ia tak menutup kemungkinan Arya akan kembali mengisi jabatan lain di lingkungan BUMN. “Tentu akan mendapat penugasan baru,” kata Dony pada Kamis, 5 Juni 2025.
Tak hanya Arya, nama Tsamara Amany Alatas, mantan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga dikenal dekat dengan Erick Thohir, juga dikabarkan masuk daftar nama yang akan digeser. Tsamara menjabat sebagai Komisaris di PT Perkebunan Nusantara III (PTPN Holding) sejak Desember 2023.
Dua sumber Tempo menyebut jajaran direksi dan komisaris PTPN Holding akan dirombak dalam waktu dekat. Nama-nama baru yang akan masuk disebut berasal dari kalangan militer dan profesional dengan latar belakang teknokratik.
Fenomena ini terjadi di tengah perubahan lanskap tata kelola BUMN yang signifikan sejak Presiden Prabowo Subianto meresmikan pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada akhir Februari 2025.
Menurut Politisi Partai Gerindra, Iwan Sumule, sejak hadirnya Danantara, peran Kementerian BUMN yang dipimpin Erick mengalami penyempitan. Kini, kementerian hanya menjalankan fungsi regulasi, sementara Danantara mengambil alih sebagian besar aspek operasional BUMN.
"Pengangkatan direksi dan komisaris kini lebih mengedepankan profesionalitas. Ini ciri khas pemerintahan Prabowo," ujar Iwan.[]