23 Gajah Sumatera Mati dalam 10 Tahun di Tesso Nilo

Gajah Sumatera. (f: ist/mistar)
Riau, MISTAR.ID
Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan, Riau, mencatat 23 kasus kematian gajah sumatera (Elephas maximus sumatrae) selama periode 2015 hingga Juni 2025.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono, menyebut penyebab utama adalah perambahan hutan yang semakin masif.
“Sejak 2015, kami mencatat 23 kematian. Penyebabnya beragam, mulai dari diracun, dijerat, diburu secara liar, hingga sakit,” kata Supartono dalam keterangan tertulis, Kamis (26/6/2025).
Data BBKSDA menunjukkan, kematian tertinggi terjadi pada 2015 dengan delapan kasus. Setelah itu, angka fluktuatif hingga 2025, yang sejauh ini mencatat satu kasus.
Salah satu kejadian yang menjadi sorotan adalah kematian gajah latih bernama Rahman pada Januari 2024. Rahman ditemukan tewas diduga akibat diracun, dengan salah satu gadingnya hilang.
Lebih dari 40.000 hektare kawasan hutan di TNTN telah berubah fungsi menjadi kebun sawit ilegal dan permukiman warga. Perambahan ini meningkatkan konflik antara manusia dan gajah liar.
Supartono mengatakan BBKSDA Riau terus melakukan perlindungan, di antaranya melalui pemantauan pergerakan gajah liar dengan pemasangan GPS collar, serta pelestarian dan pemulihan habitat.
Sementara itu, pemerintah melalui Satgas Penanganan Kawasan Hutan (PKH) mengambil langkah hukum dengan menyita lahan yang dirambah. Ribuan warga, sebagian besar dari luar Riau, diminta untuk melakukan relokasi mandiri dalam waktu tiga bulan sejak pengumuman resmi. (hm20)
PREVIOUS ARTICLE
MA Batalkan Aturan Ekspor Pasir Laut