Thursday, September 18, 2025
home_banner_first
MEDAN

Tak Kunjung Minta Maaf, Edi Surahman Dinilai Pertaruhkan Marwah DPRD Sumut

Kamis, 18 September 2025 10.16
tak_kunjung_minta_maaf_edi_surahman_dinilai_pertaruhkan_marwah_dprd_sumut_

Suasana pelaksanaan RDP Komisi E DPRD Sumut bersama Dinas Pendidikan pada 15 September lalu. (foto: ari/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) dari Fraksi Golkar, Edi Surahman Sinuraya, hingga kini belum menyampaikan permintaan maaf atas tindakannya yang dinilai arogan dan menghalangi tugas jurnalistik wartawan Harian Mistar, Muhammad Ari Agung, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi E bersama Dinas Pendidikan.

Alih-alih mengakui kesalahan dan meminta maaf, Edi justru membantah telah mengusir jurnalis dan menyatakan hanya menanyakan identitas wartawan karena menganggap rapat tersebut bersifat internal. Bahkan, dia menyatakan siap membuka rekaman CCTV sebagai bukti.

Jurnalis Harian Mistar, Muhammad Ari Agung, membantah klaim Edi Surahman. Ia menegaskan tidak ada informasi sebelumnya yang menyatakan rapat digelar tertutup. Ari merasa diperlakukan dengan kasar dan tidak pantas.

“Kami tahu membedakan rapat terbuka dan tertutup. Tapi tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Cara penyampaiannya juga sangat tidak pantas, seolah kami melakukan pelanggaran besar,” ujar Ari, Kamis (18/9/2025).

Ari menyebut sikap Edi justru membuka potret buram kinerja dan pelayanan internal DPRD Sumut, termasuk lemahnya pengamanan dan protokol dalam pelaksanaan rapat.

“Jangan sok buka CCTV kalau memang tidak aktif di ruang itu. Kalau aktif, bisa jadi justru terbongkar semua hal yang tidak pantas dari anggota dewan. Di situ tidak ada penjagaan atau pemberitahuan apapun,” katanya.

Menanggapi insiden ini, Ketua DPRD Sumut, Erni Ariyanti Sitorus, telah menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada insan pers. Ia menegaskan DPRD menghormati peran pers sebagai mitra demokrasi yang penting.

Ketua Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPRD Sumut, Pantur Banjarnahor, juga menyatakan pihaknya menilai serius insiden tersebut. BKD berjanji akan menindaklanjuti laporan yang masuk dan menjaga martabat lembaga.

“Kita tunggu bagaimana netralitas BKD. Ini momentum untuk menunjukkan bahwa DPRD serius menjaga etika dan tata krama anggotanya,” ucap Ari.

Sikap Edi Surahman juga mendapat sorotan dari pengamat sosial-politik Sumut, Rafriandi Nasution. Ia menyesalkan tindakan Edi yang dinilai mencoreng nama baik Partai Golkar.

“Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, sudah tegas menginstruksikan agar kader menjauhi arogansi dan gaya hidup pamer. Tapi Edi justru menunjukkan sebaliknya,” katanya.

Rafriandi menambahkan, tindakan Edi menunjukkan hilangnya keberanian moral untuk mengakui kesalahan. “Saksi mata ada, faktanya jelas. Tapi ia tetap menutup mata. Ini bukan sekadar soal pribadi, ini soal harga diri lembaga dan kepercayaan publik,” tuturnya. (rahmad/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN