Sumut Juara Narkoba, Begini Respons Anggota DPRD

Anggota Komisi A DPRD Sumut, Irham Buana Nasution (Foto: Ari/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Anggota Komisi A DPRD Sumatera Utara (Sumut), Irham Buana Nasution menilai predikat Sumut yang dicap sebagai juara narkoba harus segera diatasi untuk mencegah hancurnya generasi masa depan.
“Sumut ini bukan hanya dikenal karena potensi alam dan sumber daya manusianya, tapi juga karena predikat kelam sebagai provinsi paling rawan penyalahgunaan narkoba di Indonesia selama empat tahun berturut-turut,” katanya di Ruang Fraksi Golkar DPRD Sumut, Jumat (4/7/2025).
Irham merasa hal yang menyedihkan dengan kondisi Kota Medan yang meraih posisi pertama dalam penyalahgunaan narkotika nasional tahun 2024.
"Dari lima juta generasi muda Sumut, 1,5 juta di antaranya sudah jadi korban narkoba. Itu bukan angka, itu alarm bahaya!. Dan mereka kini memenuhi ruang tahanan. Tapi di mana sikap tegas pemerintah,” ujar Irham kepada wartawan.
Dia menyebut penanganan narkoba di Sumut selama ini terkesan hanya diserahkan pada aparat penegak hukum. Padahal, sambung Irham, peredaran narkoba sudah masuk ke semua lini melalui jalur laut, pelabuhan gelap, bahkan terselip di sela-sela aktivitas sosial masyarakat.
"Penemuan ratusan kilogram sabu di Langkat bukan kebetulan. Itu bukti nyata kalau pintu-pintu masuk narkoba di Sumut dibiarkan terbuka lebar. Kita sibuk rapat, tapi sindikat narkoba sibuk meracuni anak-anak kita,” tuturnya.
Irham kecewa hingga saat ini Kota Medan belum memiliki kantor BNN sendiri. Padahal tingkat penyalahgunaan narkoba di kota ini paling tinggi se-Indonesia.
"Medan ini pusat aktivitas segala hal seperti pendidikan, ekonomi, sosial. Tetapi BNN saja tak punya. Ini kan lucu sekaligus mengerikan. Jangan heran kalau narkoba makin leluasa," ujar mantan Ketua KPU Sumut tersebut.
Politisi Partai Golkar tersebut memperingatkan jika situasi ini terus dibiarkan tanpa langkah nyata, persoalan narkoba di Sumut akan berubah dari isu hukum menjadi krisis sosial total.
"Kalau kita terus diam dan saling lempar tanggung jawab, lupakan mimpi kita mencetak tokoh-tokoh nasional dari Sumut. Yang akan lahir nanti hanyalah anak muda yang terjebak dalam narkoba, geng motor, dan kejahatan jalanan,” ucapnya.
Dia mendesak Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemko Medan untuk berhenti menganggap narkoba sebagai isu pinggiran dan mulai memposisikan sebagai ancaman nyata terhadap eksistensi bangsa.
"Ini bukan soal penegakan hukum semata. Ini soal keberlangsungan generasi. Kita butuh komitmen politik, gerakan kolektif, dan tindakan konkret. Kita harus bergerak sekarang, atau tidak sama sekali,” ucapnya. (Ari/hm18)