Sidak Empat Kilang di Sumut, KPPU Temukan Masalah Label dan Krisis Pasokan Gabah

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah (Kanwil) I Medan telah melakukan kegiatan monitoring di sektor pangan, termasuk inspeksi mendadak (sidak) pada empat kilang di Sumatera Utara (Sumut). (Foto: Amita Aprilia/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah (Kanwil) I Medan, Ridho Pamungkas mengatakan telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di empat kilang beras di Sumatera Utara (Sumut).
Dijelaskannya kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut atas isu beras oplosan yang sempat mencuat beberapa waktu lalu. juga sebagai bagian dari pengawasan sektor pangan pada semester I tahun 2025. Sidak dilakukan bersama Satgas Pangan dan Dinas Perdagangan.
"Kami sudah dua kali melakukan sidak. Pertama di kilang beras di Deli Serdang dan Kawasan Industri Medan (KIM), yang sempat diisukan memproduksi beras oplosan merek Elephas Maximus dan Ramos Slyp," kata Ridho dalam paparan kinerja Semester I di Kantor KPPU Kanwil I, Selasa (29/7/2025).
Ridho melanjutkan, pihaknya juga melakukan sidak di dua kilang dengan satgas pangan Polda, yaitu Bintang Jaya dan Padi Horas. Kilang Bintang Jaya ada beberapa temuan, pertama kemasan beras premium tidak tertulis kualitasnya.
Kemudian tidak ada alamat yang dicantumkan, dan tanggal produksi juga tidak ada. Menurut Ridho, itu lebih terkait kepada perlindungan konsumen.
"Terkait pasokan, dari empat kilang yang kami datangi, mereka mengaku kesulitan mendapat pasokan gabah. Meskipun informasinya, pertengahan Agustus masuk masa panen," ujarnya.
Kenaikan harga beras saat ini, Ridho menyampaikan ini berkaitan dengan supply and demand. Produksi beras di lapangan sedang berkurang saat ini, sehingga terjadi persaingan mendapatkan gabah.
"Harga gabah, kalau kita tanyakan ke kilang di harga Rp8.200 per kilogram (kg) di Sumut. Kalau mau ambil dari Aceh lebih mahal lagi, sekitar Rp8.400 hingga Rp8.600 per kg," tuturnya.
Dengan harga setinggi itu, kilang akan kesulitan menyesuaikan HET beras. Apalagi sebelumnya kenaikan harga gabah dipicu penetapan pembelian beras oleh bulog yang naik Rp6.500 per kg. Ini sudah memicu harga di atas itu, karena swasta pasti akan menjaga pembelian.
Kinerja kajian KPPU berjumlah tiga, yaitu sektor pangan, ekonomi digital, dan program asta cita. Program asta cita terkait Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih. Kemudian kajian sisi advokasi ada dua, yaitu kemitraan sektor perkebunan dan persaingan usaha sektor logistik. (amita/hm25)