Maraknya Rokok Ilegal, Pengusaha Minta Pemerintah Gencar Lakukan Sosialisasi Legalitas

Pengusaha cerutu dan distributor rokok legal merek lokal, OK Derry Ananda. (Foto: Susan/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Maraknya rokok ilegal kian meresahkan pelaku usaha resmi. OK Derry Ananda, 25 tahun, produsen cerutu sekaligus distributor rokok legal berharap pemerintah lebih gencar melakukan sosialisasi legalitas sekaligus merangkul komunitas rokok maupun cerutu.
“Aku belum pernah merasakan adanya sumbangsih atau keterkaitan dari lembaga pemerintah terkait bea cukai dalam sosialisasi maupun edukasi,” katanya saat ditemui Mistar di AUR Kecamatan Medan Maimun, Sabtu (16/8/2025).
Selain mengaku kesal karena peredaran rokok tanpa cukai yang tidak hanya merugikan negara, pasrinya menekan industri yang berusaha taat aturan. “Sangat kesal. Karena saya sendiri sedang dalam proses pengurusan legalitas terhadap usaha cerutu saya,” ujarnya.
Untuk itu, dia kembali menekankan agar pemerintah turun langsung ke lapangan dengan sistem jemput bola. Menurutnya, selama ini pemerintah belum betul-betul melakukan sosialisasi terkait legalitas maupun batasan hukum penjualan produk tembakau.
"Padahal sebenarnya pemerintah juga sangat membutuhkan pemasukan dari cukai,” ucapnya tegas.
Ditambahkannya, Rokok ilegal tak hanya merugikan industri resmi, tetapi juga memaksa sejumlah perusahaan besar mengurangi produksi hingga mengancam nasib pekerja. Apalagi banyak rokok ilegal, memiliki cita rasa mirip dengan merek legal, tetapi dijual jauh lebih murah.
“Ini sangat tidak adil. Karena cerutu saja kalau tidak bercukai, tidak punya pita cukai, pasti jadi masalah, sebab tidak ada sumbangsih kepada negara,” ucapnya.
Fenomena ini, menurut Derry, bukan semata karena promosi rokok ilegal, tetapi juga akibat menurunnya daya beli masyarakat. Ia mencontohkan harga rokok ternama yang kini mencapai Rp42 ribu, dapat digantikan dengan rokok ilegal seharga Rp25 ribu-Rp28 ribu, bahkan ada yang belasan ribu saja.
Meski tidak mengonsumsinya, Derry mengaku pernah mencoba rokok ilegal dari temannya. “Rasanya memang tidak strong. Terlihat bahan-bahan yang digunakan murah, taste-nya tidak kuat, cenderung tipis,” katanya. (susan/hm25)