Zionis Serang Kapal Global Sumud Flotilla, Begini Nasib Wanda Hamidah dan Relawan Indonesia

Sejumlah relawan saat di Kapal Global Sumud Flotilla. (foto: dok Global Sumud Flotilla/mistar)
Roma, MISTAR.ID
Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) mengkonfirmasi relawan dan aktivis Indonesia yang ikut dalam misi pelayaran kemanusian Global Sumud Flotilla menembus Gaza dalam keadaan selamat.
Ketua Koordinator IGPC Muhammad Husein berada di Kapal Observer Summertimes-Jong menuju Siprus. Sedangkan relawan IGPC Wanda Hamidah, dan aktivis Aqsa Working Group (AWG) Muhammad Faturrahman berada di perairan Italia untuk bisa dipulangkan ke Indonesia melalui Roma.
Husein mengatakan, keberadaannya bersama kapal observer memang menjadi bagian dari protokol Steering Committee Global Sumud Flotilla. Di kapal tersebut, selain Husein juga tercatat ada Direktur Sumud Nusantara Nadir al-Nuri dari Malaysia.
Di kapal itu, juga terdapat 19 aktivis lainnya dari Maroko, Aljazair, Inggris, Italia, pun Turki. Kapal Observer Summertimes-Jong berlayar menuju Siprus bersama dengan Kapal Legal Shirene yang membawa para tim hukum Global Sumud Flotilla.
Husein mengatakan kapal observer dan kapal legal itu satu hari sebelum penyerangan, dan penculikan yang dilakukan Zionis Israel terhadap armada-armada kemanusian Global Sumud Flotilla sudah berpisah di perairan internasional R3 sekitar 100 Nautical Miles (Nm) dari perairan Gaza.
Strategi pemisahan itu agar tak semua kapal-kapal Global Sumud Flotilla dibajak oleh Zionis Israel. Apalagi, kata Husein, kapal observer dan kapal legal tersebut merupakan armada pemantau dan pengawasan.
“Kapal-kapal yang kami tumpangi ini, Kapal Observer Summertimes-Jong dan Kapal Shirene memang ditugaskan secara protokol Global Sumud Flotilla untuk menyelamatkan dokumen-dokumen dan komunikasi-komunikasi pelayaran Global Sumud Flotilla, sebelum dan saat terjadinya intercept atau penyerangan Zionis Israel,” kata Husein melalui siaran video yang diterima, Kamis (2/10/2025) malam.
Ia mengatakan dokumen dan komunikasi yang dihimpun kapal observer dan kapal legal akan menjadi alat-alat bukti pembelaan terhadap relawan dan aktivis yang hingga saat ini diculik dan disandera oleh tentara penjajahan Zionis Israel.
“Dan sesuai protokol kami menujuke tempat yang aman, untuk menghindari penangkapan,” kata Husein.
Mengacu rencana, Kapal Observer Summertimes-Jong dan Kapal Shirene saat ini dalam pelayaran menuju ke Siprus. Dari komunikasi sementara ini, kata Husein, IGPC mencatat sedikitnya 22 kapal-kapal kemanusian Global Sumud Flotilla yang dipastikan mengalami penyerangan oleh tentara laut Zionis Israel. Sampai Kamis (2/10/2025) malam, tercatat 18 kapal lainnya yang hilang jejak serta komunikasi.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia menegaskan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang ikut dalam rombongan Global Sumud Flotilla dicegat oleh Israel. Pernyataan ini disampaikan menyusul penangkapan lebih dari 200 aktivis dalam armada tersebut.
“Terkait hal tersebut, dapat kami sampaikan bahwa dalam catatan kami tidak ada WNI di dalam kapal tersebut,” ujar juru bicara Kemlu, Vahd Nabyl pada Kamis (2/10/2025).
Meskipun tidak ada WNI yang menjadi korban, Kemlu tetap melakukan pemantauan dan juga memberikan bantuan konsuler. “Kemlu melalui KBRI terkait terus memantau dan memberikan bantuan. Termasuk bantuan konsuler yang mungkin diperlukan," ucapnya.