Monday, July 7, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Wali Kota San Pedro Huamelula Nikahi Buaya Betina

journalist-avatar-top
Senin, 7 Juli 2025 10.18
wali_kota_san_pedro_huamelula_nikahi_buaya_betina

Wali Kota San Pedro Huamelula nikahi buaya betina. (Foto: Rusvel Rasgado - AFP/Mistar)

news_banner

San Pedro Huamelula, MISTAR.ID

Sebuah tradisi unik dan sarat makna kembali digelar di kota kecil San Pedro Huamelula, Oaxaca, Meksiko. Wali Kota Daniel Gutierrez secara simbolis menikahi seekor buaya betina bernama La Nina Princesa dalam sebuah upacara adat yang telah berlangsung lebih dari dua abad.

Pernikahan ini bukan sekadar seremoni aneh, melainkan ritual spiritual yang mencerminkan ikatan damai antara dua komunitas adat, Chontal dan Huave.

Dalam upacara tersebut, sang wali kota mewakili suku Chontal, sedangkan buaya betina menjadi simbol masyarakat Huave. Tradisi ini diyakini membawa keberkahan berupa panen melimpah, kelimpahan hasil laut, serta keharmonisan dan kemakmuran bagi warga setempat.

Dikutip dari The Economic Times, Senin (7/7/2025), prosesi pernikahan diawali dengan arak-arakan meriah. Sang buaya diarak keliling kota, singgah di rumah-rumah warga yang menyambutnya dengan tarian dan doa.

Hewan suci ini didandani mengenakan blus bordir, rok panjang warna-warni, serta hiasan kepala penuh pita. Moncongnya diikat lembut demi keamanan, sebelum ia mengenakan gaun pengantin putih.

Puncak ritual digelar di balai kota, di mana Wali Kota Gutierrez memimpin prosesi pernikahan dengan diiringi musik tradisional dan tarian warga. Dalam momen puncak, sang wali kota mencium moncong buaya dan mengajaknya berdansa, sebagai simbol persatuan dua budaya yang berbeda namun saling melengkapi. Video pernikahan ini sempat viral di media sosial, memicu reaksi beragam dari publik, mulai dari kagum hingga terheran-heran.

Meski demikian, bagi masyarakat lokal, ritual ini bukanlah tontonan semata, melainkan warisan leluhur yang mengandung nilai spiritual mendalam. Diketahui dari Times of India, upacara ini dianggap sebagai bentuk komunikasi masyarakat dengan alam.

Melalui ritual tersebut, masyarakat memohon turunnya hujan, kesuburan tanah, kelimpahan hasil laut dan sungai, serta kedamaian bagi komunitas.

Tradisi pernikahan buaya ini menjadi wujud komitmen masyarakat San Pedro Huamelula untuk menjaga hubungan harmonis dengan alam sekaligus melestarikan warisan budaya di tengah arus modernisasi.

Tahun lalu, ritual serupa juga dilaksanakan ketika Wali Kota Victor Hugo Sosa menikahi buaya betina bernama Alicia Adriana.

“Aku bertanggung jawab karena kami saling mencintai. Itulah yang terpenting. Tak ada pernikahan tanpa cinta,” kata Sosa.

Bagi warga San Pedro Huamelula, ritual ini tetap menjadi pengingat bahwa di balik modernitas, tradisi leluhur tetap memiliki tempat penting sebagai penjaga identitas budaya dan spiritual mereka. []

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN