Tuesday, August 12, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Trump Tunda Tarif Tinggi hingga November, Desak China Lipatgandakan Impor Kedelai

journalist-avatar-top
Selasa, 12 Agustus 2025 09.28
trump_tunda_tarif_tinggi_hingga_november_desak_china_lipatgandakan_impor_kedelai

Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (foto:ap/mistar)

news_banner

Washington, MISTAR.ID

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menunda penerapan tarif tinggi terhadap produk-produk asal China hingga pertengahan November 2025.

Keputusan ini memperpanjang gencatan senjata perang dagang kedua negara selama 90 hari, terhitung sejak Senin (11/8/2025).

Kebijakan ini mencegah penerapan bea masuk hingga 145% pada barang-barang impor dari China. Trump menyebut langkah tersebut memberi ruang bagi negosiasi lanjutan dengan Beijing, sekaligus menjaga kestabilan harga di tengah persiapan musim liburan akhir tahun di AS.

Menurut laporan Reuters, gencatan senjata ini sedianya berakhir, Selasa (12/8/2025) waktu AS. Perpanjangan hingga awal November memberikan waktu strategis bagi lonjakan impor menjelang musim gugur dan Natal, termasuk untuk produk elektronik, pakaian jadi, dan mainan. Tarif yang ditunda setidaknya setara dengan bea masuk 30% atas impor barang dari China.

“Ini berita positif. Dikombinasikan dengan beberapa langkah de-eskalasi yang telah diambil AS dan Tiongkok dalam beberapa pekan terakhir, ini menunjukkan kedua belah pihak mencoba mencari kesepakatan menjelang pertemuan Xi Jinping dan Trump musim gugur ini,” kata Wendy Cutler, Wakil Presiden Asia Society Policy Institute.

Trump Dorong China Beli Kedelai AS Empat Kali Lipat

Di tengah jeda tarif tersebut, Trump juga mendesak China untuk meningkatkan impor kacang kedelai asal AS hingga empat kali lipat.

Melalui platform media sosial Truth, ia menyebut Beijing khawatir akan kekurangan pasokan kedelai dan seharusnya memanfaatkan momentum ini.

“Para petani kami memproduksi kacang kedelai paling sehat. Saya harap China segera meningkatkan pesanan empat kali lipat. Pelayanan cepat akan diberikan. Terima kasih Presiden Xi,” tulis Trump di akun @realDonaldTrump.

Data Reuters menunjukkan China mengimpor 105 juta metrik ton kedelai tahun lalu, dengan sekitar 25% berasal dari AS, sedangkan sisanya dari Brasil. Namun, analis memperkirakan permintaan Trump sulit dipenuhi.

Johnny Xiang, pendiri AgRadar Consulting, menilai kemungkinan besar China tidak akan membeli kedelai AS dalam jumlah sebesar itu.

Analis agrikultur Trivium China, Even Rogers Pay, menambahkan bahwa beberapa perusahaan China mulai menjajaki impor kedelai dari Amerika Latin yang lebih murah, termasuk pengiriman uji dari Argentina.

Sejauh ini, Kementerian Perdagangan China belum memberikan pernyataan resmi terkait desakan Trump. Negosiasi tarif dagang antara kedua negara masih berlanjut, dengan tenggat waktu terbaru pada 12 Agustus 2025 sebelum keputusan tarif berikutnya diambil. (**/hm16)


REPORTER: