Monday, October 20, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Tentara Korut Membelot ke Selatan, Ditangkap Setelah Lintasi Perbatasan Ketat

Mistar.idSenin, 20 Oktober 2025 15.27
journalist-avatar-top
tentara_korut_membelot_ke_selatan_ditangkap_setelah_lintasi_perbatasan_ketat

Ilustrasi pos militer Korut (belakang) dan Korsel (depan) di perbatasan kedua negara. (foto: AP/Mistar)

news_banner

Seoul, MISTAR.ID

Militer Korea Selatan (Korsel) menahan seorang tentara Korea Utara (Korut) yang menyeberangi perbatasan darat di garis demarkasi militer (MDL), Minggu (19/10/2025). Tentara tersebut diduga kuat hendak membelot ke Korea Selatan, menurut pernyataan resmi dari Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel, Senin (20/10/2025).

Pejabat Kementerian Pertahanan Korsel yang enggan disebut namanya menyebutkan tentara itu diamankan setelah diketahui menyeberang di garis depan sektor tengah yang merupakan bagian dari Zona Demiliterisasi (DMZ) — wilayah perbatasan paling terjaga ketat dan penuh ranjau di dunia.

"Militer kami telah mengidentifikasi individu di dekat MDL, memantau pergerakannya, dan mengikuti prosedur standar untuk mengamankannya," ujar JCS dalam keterangan resmi.

Aksi pembelotan langsung melalui perbatasan darat seperti ini terbilang sangat jarang terjadi, karena risiko tinggi akibat ranjau, pengawasan militer intensif, serta kondisi geografis yang berat. Biasanya, warga Korea Utara yang membelot melakukannya melalui jalur tidak langsung via China dan negara ketiga seperti Thailand.

Namun, analis senior dari Institut Unifikasi Nasional Korea, Hong Min, mengatakan latar belakang militer pembelot kemungkinan membantunya memahami medan dan menghindari jebakan ranjau. “Keakraban dengan area DMZ kemungkinan besar mempermudah pelariannya,” ujar Hong Min kepada AFP.

Setelah diamankan, tentara tersebut akan menjalani proses penyelidikan oleh otoritas intelijen Korea Selatan, seperti lazimnya protokol pembelotan. Pembelotan semacam ini diyakini dapat memberikan informasi sensitif mengenai kondisi militer Korea Utara di wilayah perbatasan.

Pemerintah Korea Utara umumnya mengecam keras aksi pembelotan, bahkan menyebut warganya yang kabur sebagai “sampah manusia” dalam propaganda resminya.

Menurut data dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan, lebih dari 34.000 warga Korea Utara telah membelot sejak berakhirnya Perang Korea. Pada 2024, tercatat sebanyak 236 orang membelot, dengan 88 persen di antaranya adalah perempuan.

Militer Korea Selatan belum merilis identitas lengkap pembelot, namun menegaskan investigasi tengah dilakukan guna mengungkap motif, jalur, dan informasi strategis lainnya. (hm24)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN