Thursday, August 21, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Profil dan Warisan dr Marwan al-Sultan: Direktur RS Indonesia yang Gugur Bersama Keluarga di Gaza

journalist-avatar-top
Kamis, 3 Juli 2025 09.46
profil_dan_warisan_dr_marwan_alsultan_direktur_rs_indonesia_yang_gugur_bersama_keluarga_di_gaza

Foto semasa hidup dr Marwan al-Sultan, Direktur RS Indonesia yang Gugur Bersama Keluarga di Gaza. (foto:theguardian/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pada 2 Juli 2025, serangan udara brutal menghantam apartemen keluarga dr Marwan al-Sultan di Gaza City.

Serangan tersebut menewaskan dr Marwan, istrinya, dan anak-anak mereka secara tragis.

Jenazah mereka ditemukan dalam kondisi “nyaris tak dikenali”, menurut pernyataan Direktur RS al-Shifa.

Kematian dr Marwan menjadi pukulan besar bagi sistem layanan kesehatan Gaza yang tengah berada di ambang kehancuran.

Ia adalah satu dari sekitar 70 tenaga kesehatan yang tewas hanya dalam 50 hari terakhir, dan bagian dari total lebih dari 1.400 nakes yang menjadi korban sejak Oktober 2023.

Siapa dr Marwan al-Sultan?

- Spesialis dan Pemimpin Kunci

Seorang ahli jantung senior, dr Marwan telah memimpin RS Indonesia di Beit Lahia sejak 2016.

Ia berperan penting dalam menyediakan layanan jantung bagi warga Gaza Utara, yang sebelumnya sangat terbatas.

- Pahlawan Kemanusiaan

Dikenal karena dedikasinya yang luar biasa, dr Marwan dilaporkan tidak pernah meninggalkan rumah sakit bahkan ketika konflik memuncak.

Keberaniannya telah menjadikannya simbol pengabdian medis di zona perang.

- Suara Kritis Kemanusiaan

Sebelum wafat, dr Marwan secara vokal menyuarakan krisis medis di Gaza: kekurangan oksigen, bahan bakar, dan obat-obatan.

Ia memperingatkan dunia bahwa sistem medis di Gaza "hampir runtuh sepenuhnya".

Dampak Kematian dr Marwan bagi Sistem Kesehatan Gaza

1. Kehilangan Sumber Daya Medis Vital

Sebagai satu dari hanya dua ahli jantung tersisa di Gaza, kematian dr Marwan memperdalam krisis layanan penyakit kritis di wilayah itu.

2. Tekanan Tambahan di RS Indonesia

Rumah sakit yang dipimpinnya—RS Indonesia—beroperasi di bawah blokade dan serangan terus-menerus, sering tanpa listrik, bahan bakar, dan suplai medis esensial.

3. Kerusakan Infrastruktur Kesehatan

Fasilitas medis di Gaza, termasuk RS Indonesia, kerap menjadi sasaran pengepungan, serangan drone, bahkan kerusakan struktural. Pada Mei–Juni 2025, RS Indonesia sempat lumpuh total akibat serangan udara.

Serangan terhadap Tenaga Medis: Pelanggaran Hukum Internasional

Menurut Konvensi Jenewa, tenaga medis dan fasilitas kesehatan harus dilindungi selama konflik bersenjata—selama tidak digunakan untuk tujuan militer.

- Pola Sistematis

Laporan dari organisasi HAM menunjukkan pola sistematis penargetan fasilitas kesehatan di Gaza, yang dinilai sebagai upaya melemahkan kapasitas penyelamatan korban sipil.

- Tuntutan Akuntabilitas

Berbagai negara dan organisasi internasional menyerukan investigasi independen atas serangan terhadap dr Marwan dan fasilitas medis lainnya, demi menegakkan keadilan dan mencegah impunitas.

Warisan dan Seruan Internasional atas Kematian dr Marwan

- Duka dan Solidaritas Warga

Kematian dr Marwan mengguncang komunitas lokal. Ribuan warga menyatakan duka mendalam atas kehilangan tokoh medis yang telah menjadi simbol harapan di tengah konflik.

- Desakan Internasional

Organisasi seperti MER-C, WHO, dan berbagai LSM global menyerukan perlindungan bagi tenaga medis serta pembentukan zona medis netral di Gaza.

- Tuntutan Reformasi Kemanusiaan

Ada seruan kuat untuk intervensi PBB, penegakan hukum internasional, serta perlindungan terhadap rumah sakit dan koridor kemanusiaan di wilayah konflik.

Penutup: Sebuah Tragedi dan Panggilan Global

Kematian dr Marwan al-Sultan adalah tragedi pribadi yang menjadi simbol kehancuran sistemik dalam sektor kesehatan Palestina. Sosoknya bukan hanya dokter, tapi juga pemimpin, korban, dan suara kemanusiaan yang dibungkam.

Kini dunia menghadapi pertanyaan moral yang mendesak:

Akankah fasilitas medis terus menjadi sasaran? Atau waktunya dunia bertindak nyata untuk melindungi mereka yang menyelamatkan nyawa?

"Kami terpukul. Dia tak tergantikan. Ribuan pasien jantung akan menderita karena ini." ujar dr Mohammed Abu Selmia, Direktur RS al-Shifa.

Artikel ini dikurasi dari berbagai sumber media terpercaya dan dirangkum dengan bantuan teknologi Artificial Intelligence (AI). (*)

REPORTER: