Thursday, June 19, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Gaza di Tengah Badai Rudal: Konflik Iran-Israel Memperparah Krisis Kemanusiaan

journalist-avatar-top
Kamis, 19 Juni 2025 17.29
gaza_di_tengah_badai_rudal_konflik_iranisrael_memperparah_krisis_kemanusiaan

Ilustrasi, Gaza di Tengah Badai Rudal. (f:ai/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Ketika serangan rudal saling berhamburan antara Iran dan Israel sejak 13 Juni 2025, perhatian global tersedot ke dua kekuatan regional ini.

Namun, di balik hiruk-pikuk eskalasi militer, krisis kemanusiaan di Gaza justru semakin terabaikan.

Warga Palestina di wilayah yang telah dikepung selama berbulan-bulan kini menghadapi kelangkaan bantuan, runtuhnya sistem kesehatan, dan pengabaian media internasional.

Ibrahim al-Faryani, pegawai Otoritas Palestina di Gaza City, menyatakan: "Perhatian global telah bergeser ke Teheran dan Tel Aviv. Gaza hilang dari radar media".

Ia juga menyuarakan dengan menggambarkan kepedihan yang terabaikan: "Kami lenyap dari radar media. Dunia melupakan kami saat listrik dan obat-obatan habis".

Krisis kemanusiaan yang sudah parah kini mencapai titik kritis, diperburuk oleh pengalihan sumber daya dan perhatian internasional.

Dampak Langsung pada Warga Sipil

1. Korban Jiwa dan Kerusakan Infrastruktur

- Iran: 224 warga sipil tewas dan 1.277 terluka menurut Kementerian Kesehatan Iran. Serangan Israel menghancurkan kompleks nuklir Karaj dan Tehran Research Centre, memicu risiko kebocoran radiologi.

- Israel: 24 tewas dan 804 terluka, dengan kerusakan parah di Bat Yam (9 tewas) dan permukiman Ramat Gan.

- Gaza: Bantuan kemanusiaan merosot tajam sejak 13 Juni. Rumah sakit kehabisan obat, listrik, dan air bersih.

2. Pengungsian Massal dan Trauma Psikologis

- Ribuan warga Tehran mengungsi akibat peringatan serangan udara, sementara penduduk Haifa dan Tel Aviv diinstruksikan evakuasi.

- Di Gaza, anak-anak mengalami trauma berkepanjangan akibat kombinasi blokade Israel dan ketiadaan bantuan medis.

Gaza: Krisis yang Terlupakan

Blokade dan Kelangkaan Bantuan

- Penutupan Perlintasan: Laporan warga Gaza menyebut penutupan perlintasan Rafah dan Kerem Shalom sebagai penyebab utama kelangkaan pasokan.

- Runtuhnya Layanan Dasar: Mohammed Al-Emawi, mahasiswa di Shuja'iyya, mengungkapkan: "Tidak ada bantuan yang masuk. Rumah sakit kehabisan pasokan dasar".

Politik Pengabaian

- Strategi Iran dan Israel: Iran menggunakan isu Palestina untuk legitimasi politik regional, sementara Israel menjadikan Gaza sebagai "ancaman keamanan" yang harus ditekan.

- Analisis Politik: Adel Samara, analis di Tepi Barat, menyoroti dampak ganda konflik ini: Gaza menderita akibat hilangnya perhatian media, tapi juga berpotensi dimasukkan dalam perjanjian regional jika ada intervensi global.

Risiko Kemanusiaan Lainnya

1. Ancaman Nuklir dan Lingkungan

- Serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran berisiko memicu bencana radiologi. Dampaknya bisa melintasi batas negara, mengancam jutaan warga.

- WHO memperingatkan potensi "toll devastating on civilians" dari serangan nuklir.

2. Represi Internal di Iran dan Israel

- Iran: Pemerintah mengintensifkan sensor internet dan penindasan dissiden dengan dalih "keamanan nasional".

- Israel: Kelompok minoritas Arab Israel menghadapi marginalisasi, sementara protes anti-perang dibatasi.

Respons Internasional dan Jalan ke Depan

Seruan PBB dan Kegagalan Diplomasi

- Nada Al-Nashif (Wakil Komisioner HAM PBB): Menekankan perlunya perlindungan warga sipil dan de-eskalasi: "Kedua pihak harus menghormati hukum humaniter internasional".

- Kritik terhadap Politik Ganda: Barat dikritik karena lebih keras mengutuk Iran ketimbang pelanggaran HAM Israel di Palestina.

Solusi Berbasis Keadilan

- Pendekatan Multilateral: PBB mendorong mediasi netral melibatkan Rusia atau Qatar, meski Israel menolak.

- Peran Akademisi dan Masyarakat Sipil: Dosen Kajian Timur Tengah IAIN Parepare, M. Taufiq Hidayat, menyerukan penguatan literasi geopolitik di kalangan muda.

"Dukungan untuk Palestina adalah keberpihakan pada kemanusiaan, bukan pilihan sisi konflik" ujarnya.

Mengembalikan Fokus pada Manusia

Konflik Iran-Israel bukan sekadar pertarungan rudal dan drone. Ia adalah tragedi kemanusiaan yang memperparah penderitaan kelompok paling rentan: warga sipil Gaza, anak-anak yang trauma, dan minoritas yang dipinggirkan.

Seruan Muhannad Abu Rabie, warga Gaza City, menggambarkan situasi ini: "Kami lelah menjadi korban konflik yang tak bisa kami kendalikan. Kami ingin hidup aman dengan listrik dan air".

Solusi berkelanjutan hanya mungkin jika komunitas global menolak politik double standard dan menempatkan manusia sebagai pusat perdamaian.

Sebagaimana ditegaskan dalam Surat Al-Ma'idah ayat 8: "Berlaku adillah, karena adil lebih dekat kepada takwa".

Rekomendasi Kemanusiaan

1. Ruang aman dan netralitas medis: Lindungi infrastruktur kesehatan, beri prioritas pasien sipil.

2. Bantuan darurat lintas perbatasan: Buka jalur kemanusiaan yang terkoordinasi dan independen.

3. Evakuasi dan pelindungan warga asing: Koordinasi antar-negara guna meminimalkan risiko dalam konflik lintas negara.

4. Desakan diplomatik: Tekan semua pihak untuk menghentikan serangan yang mengancam warga sipil dan memikul tanggung jawab hukum.

5. Pantauan HAM independen: Awasi pelanggaran hukum perang dan dokumentasikan secara transparan.

Konflik Iran-Israel memang menimbulkan gelombang kekerasan militer, namun dampak paling tragis justru dialami rakyat Gaza.

Matinya anak-anak karena kelaparan, jatuhnya korban di titik distribusi, hingga pemadaman komunikasi menunjukkan ketegangan ini sudah masuk ke ranah kemanusiaan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, makanan langka, tenaga medis menghilang, dan perekonomian runtuh — ini bukan sekadar konflik bersenjata, melainkan krisis kemanusiaan yang memerlukan perhatian dan tindakan global segera.

Demikian artikel ini dikutip dari berbagai sumber terpercaya dan dirangkum dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. (*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN