Medan, MISTAR.ID

Sejumlah politisi senior Indonesia seperti Bestari Barus dan Ahmad Ali dari NasDem saat ini berlabuh di tubuh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dengan hadirnya sejumlah politisi senior, identitas partai yang dikenal sebagai partai anak muda itu menuai sorotan publik.

Salah satu politisi senior yang akhir-akhir ini bergabung ke PSI yakni Ahmad Ali, yang sebelumnya berasal dari Partai NasDem. Sosok yang sempat menjadi orang kepercayaan Surya Paloh itu kini dipercaya sebagai Ketua Harian DPP PSI.

Menanggapi hal itu, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Muhammad Hafiz, menilai hal tersebut berpotensi melunturkan identitas partai sebagai representasi anak muda.

“Ya, setahu kita PSI itu partainya anak muda, mayoritas kadernya dari generasi milenial dan Z. Jadi kalau politisi senior yang masuk PSI sekarang, identitas partai anak mudanya bisa luntur,” katanya kepada wartawan, Selasa (7/10/2025).

Menurutnya, sapaan ‘bro and sis’ yang memiliki makna brother dan sister atau abang dan kakak itu menjadi identitas serta daya tarik anak muda dalam berpolitik. Pasalnya, sapaan tersebut mempermudah interaksi antargenerasi muda.

“Jadi kalau politisi senior semakin ramai bergabung ke PSI, identitas itu akan hilang. Sebab sapaan itulah yang menurut saya menjadi daya tarik anak muda dalam berpolitik,” ucap pria semester 7 itu.

Sementara itu, Ketua DPW PSI Sumatera Utara, Nezar Djoeli, enggan menanggapi saat dikonfirmasi Mistar terkait fenomena bergabungnya politisi senior Indonesia yang dianggap berseberangan dengan identitas PSI sebagai partai anak muda.

“Heheheheheheh, DPP lah, seperti ada yang menanyakannya sama Pak Media ya?” katanya saat dikonfirmasi Mistar.

Sebelumnya, pada 1 Oktober 2025 lalu, mantan Presiden ke-7 Joko Widodo berada di tengah para pimpinan dan kader PSI di salah satu lokasi di Bali. Dalam unggahan akun Instagram @psi_id, Jokowi menegaskan siap mendukung penuh PSI. (hm27)