Sunday, June 29, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Israel Diduga Campur Narkoba dalam Tepung Bantuan untuk Gaza

journalist-avatar-top
Minggu, 29 Juni 2025 17.07
israel_diduga_campur_narkoba_dalam_tepung_bantuan_untuk_gaza_

Ilustrasi warga Gaza memenuhi pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Rafah yang dikelola oleh kelompok GHF yang didukung AS dan Israel. (f: AFP/mistar)

news_banner

Gaza, MISTAR.ID

Pemerintah Gaza menuduh Israel mencampurkan zat adiktif dalam bantuan pangan yang didistribusikan ke wilayah tersebut. Tuduhan ini menyebutkan pil narkotika jenis Oxycodone ditemukan dalam kantong tepung yang dikirim melalui pusat distribusi bantuan yang didukung Israel dan Amerika Serikat (AS).

Dalam pernyataannya yang dikutip dari Al Arabiya, Minggu (29/6/2025), Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan tindakan ini merupakan bentuk kejahatan baru yang mengerikan, yang secara langsung menargetkan kesehatan warga sipil dan bertujuan merusak tatanan sosial masyarakat Gaza.

"Kami menganggap pendudukan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas kejahatan ini, yang bertujuan menyebarkan kecanduan dan menghancurkan masyarakat Palestina dari dalam," bunyi pernyataan resmi tersebut.

Seorang apoteker dan penulis asal Gaza, Omar Hamad, juga menyampaikan kekhawatirannya. Dalam unggahan di platform X, ia menyebut Oxycodone tidak hanya diselundupkan melalui kantong tepung, namun zat adiktif tersebut juga diduga tercampur langsung ke dalam tepung yang dibagikan.

"Tepung itu sendiri tampaknya tercemar dengan zat tersebut, bukan hanya menjadi tempat penyembunyian," tulis Hamad.

Menanggapi laporan ini, Komite Anti-Narkoba Gaza mengimbau masyarakat untuk waspada. Mereka meminta warga memeriksa secara teliti makanan yang diterima dari pusat distribusi bantuan yang disebut sebagai “perangkap maut AS-Israel,” serta segera melaporkan bila menemukan zat asing.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan ini kembali mengutuk keras tindakan militer Israel yang disebut telah "mempersenjatai makanan" – yang dikategorikan sebagai kejahatan perang – dan menyerukan penghentian kekerasan terhadap warga yang mencoba mengakses bantuan.

Data PBB menunjukkan lebih dari 410 warga Palestina telah tewas, dan sedikitnya 3.000 lainnya terluka, akibat serangan militer Israel terhadap mereka yang mencoba mencapai titik distribusi bantuan atau mengumpulkan bantuan kemanusiaan.

“Orang-orang yang putus asa dan kelaparan di Gaza terus dihadapkan pada pilihan yang tidak manusiawi: mati kelaparan atau dibunuh saat mencoba mendapatkan makanan,” kata Kantor Hak Asasi Manusia PBB dalam sebuah pernyataan resmi.

Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF) yang didukung AS dan Israel diketahui mulai menyalurkan bantuan makanan ke Gaza sejak 26 Mei lalu. Bantuan ini diberikan setelah Israel menghentikan sepenuhnya pasokan pangan dan kebutuhan pokok ke wilayah Gaza selama lebih dari dua bulan – kondisi yang memicu peringatan PBB tentang ancaman kelaparan massal.

Pada bulan Mei, PBB melaporkan 100 persen penduduk Gaza berada dalam risiko kelaparan, menjadikan situasi kemanusiaan di wilayah tersebut semakin kritis. (detik/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN