Harga Minyak Mentah Dunia Turun Lagi, Pasar Cemas Surplus Pasokan dan Perang Dagang

Ilustrasi, Harga Minyak Mentah Turun Lagi, Pasar Cemas Surplus Pasokan dan Perang Dagang. (foto:google/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Harga minyak mentah dunia kembali turun pada perdagangan Rabu (15/10/2025), memperpanjang tren penurunan dari sesi sebelumnya. Sentimen negatif datang dari kekhawatiran pasar terhadap potensi surplus pasokan global pada 2026 serta meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang dikhawatirkan menekan permintaan energi.
Pada pukul 06.40 GMT, harga minyak mentah Brent tercatat turun 9 sen atau 0,14% ke level US$62,30 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 3 sen atau 0,05% ke US$58,67 per barel.
Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa pasar minyak global bisa menghadapi kelebihan pasokan sebesar 4 juta barel per hari pada 2026, melebihi proyeksi sebelumnya. Kelebihan ini dipicu oleh meningkatnya produksi dari negara-negara anggota OPEC+ dan produsen non-OPEC, sementara pertumbuhan permintaan dinilai masih lemah.
“Pasar tengah fokus pada risiko oversupply di tengah permintaan yang belum solid. Ditambah lagi, memudarnya ketegangan geopolitik serta meningkatnya konflik dagang turut menekan harga,” ujar Emril Jamil, analis minyak senior di LSEG, dikutip dari Reuters, Rabu (15/10/2025) sore.
Ketegangan Dagang AS-Tiongkok Kembali Memanas
Konflik dagang antara dua konsumen minyak terbesar dunia, Amerika Serikat dan Tiongkok, kembali mencuat. Pekan lalu, kedua negara menerapkan biaya tambahan untuk kapal yang mengangkut kargo antar wilayah mereka, yang berpotensi meningkatkan ongkos logistik dan mengganggu arus perdagangan global.
“Fokus utama pasar saat ini adalah pada eskalasi ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok dan dampaknya terhadap ekonomi global,” kata Tony Sycamore, analis pasar dari IG.
Perselisihan ini semakin tajam setelah Tiongkok mengumumkan perluasan kontrol ekspor tanah jarang, sementara Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif atas produk Tiongkok hingga 100% serta memperketat ekspor perangkat lunak mulai 1 November 2025.
“Selain perkembangan hubungan dagang, kunci utama pergerakan harga minyak saat ini adalah seberapa besar kelebihan pasokan di pasar global, yang terlihat dari perubahan persediaan dunia,” jelas Yang An, analis energi dari Haitong Futures.
Data Inventaris AS Dinanti Pasar
Pelaku pasar kini menantikan data persediaan minyak mentah mingguan dari Amerika Serikat sebagai indikator permintaan domestik. Menurut survei awal Reuters terhadap enam analis, persediaan minyak mentah AS diperkirakan naik sekitar 200.000 barel selama pekan yang berakhir pada 10 Oktober.
Adapun laporan mingguan dari American Petroleum Institute (API) dijadwalkan rilis pada Rabu pukul 20.30 GMT, sedangkan data resmi dari Energy Information Administration (EIA) akan diumumkan Kamis pukul 14.30 GMT. Kedua laporan tersebut mengalami penundaan satu hari karena libur Hari Columbus/Hari Masyarakat Adat pada Senin lalu. (*/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Emas Cetak Rekor! Pasar Saham Dunia Naik Meski AS-China Memanas