Emas Cetak Rekor! Pasar Saham Dunia Naik Meski AS-China Memanas

Ilustrasi, Emas di Pasar Saham Dunia. (foto:dokumen/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Pasar saham di Eropa dan Asia mencatat kenaikan pada Rabu (15/10/2025), didorong lonjakan saham-saham teknologi. Harapan bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) akan memangkas suku bunga turut meredam kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing.
Sementara itu, harga emas global mencetak rekor tertinggi baru, mencapai US$4.217 per troy ounce, setelah melonjak hampir 60% sepanjang tahun 2025. Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian ekonomi global, kebijakan tarif, dan prospek perlambatan ekonomi. Emas kembali menjadi aset pilihan sebagai lindung nilai (safe haven).
Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam pertemuan National Association of Business Economics di Philadelphia, menyatakan bahwa pihaknya kini lebih mencermati kondisi pasar kerja. “Meningkatnya risiko penurunan lapangan kerja telah mengubah penilaian kami terhadap keseimbangan risiko,” ujar Powell, memicu spekulasi bahwa pemangkasan suku bunga bisa terjadi lagi sebelum akhir tahun.
Stephen Innes dari SPI Asset Management mengibaratkan interpretasi pidato Powell seperti membaca haiku: “Setiap jeda, setiap suku kata ditimbang untuk makna tersembunyi.” Ia menambahkan, “Setelah diurai, pesannya cukup jelas: dua kali pemangkasan suku bunga kini menjadi skenario utama.” Demikian dikutip dari media AP, Rabu (15/10/2025).
Pergerakan Indeks Global
- S&P 500 Futures: naik 0,4%
- Dow Jones Industrial Average Futures: naik 0,3%
- DAX Jerman: naik 0,1% ke 24.251,39
- CAC 40 Prancis: melonjak 2,3% ke 8.103,60
- FTSE 100 Inggris: stagnan di 9.449,83.
Asia juga menguat tajam:
- Nikkei 225 (Tokyo): naik 1,8% ke 47.672,67
- Hang Seng (Hong Kong): melonjak 2,1% ke 25.973,55
- Shanghai Composite: naik 1,2% ke 3.912,21
- Kospi (Korea Selatan): naik 2,7% ke 3.657,28, didorong kenaikan 3,7% saham Samsung
- Taiex (Taiwan): naik 1,8%.
Pasar AS dan Ketegangan Perdagangan
Pada Selasa lalu, indeks saham di Wall Street bergerak fluktuatif:
- S&P 500: turun 0,2% ke 6.644,31
- Dow Jones: naik 0,4% ke 46.270,46
- Nasdaq Composite: turun 0,8% ke 22.521,70
Penurunan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Pertukaran retorika keras dan ancaman sanksi baru dari kedua pihak memicu kekhawatiran pasar. Saham-saham teknologi, yang sangat bergantung pada rantai pasok Tiongkok, terdampak cukup dalam.
Saham Nvidia turun 2,6%, dan Broadcom melemah 3,5%.
Efek Tarif dan Ketidakpastian Ekonomi
Meski perang dagang era Presiden Donald Trump sempat mengguncang sistem perdagangan global, ekonomi AS sejauh ini belum terdampak secara signifikan. Namun, apabila ketegangan meningkat dan tarif baru diberlakukan, biaya produksi bisa naik dan berpotensi dibebankan ke konsumen.
Kondisi ini diperburuk oleh penutupan pemerintahan AS, yang mengganggu publikasi data ekonomi penting seperti inflasi, konsumsi, dan ketenagakerjaan. Hal ini menyulitkan investor dan ekonom dalam membaca kondisi pasar, serta membuat The Fed kekurangan data penting untuk pengambilan keputusan kebijakan.
Sebelumnya, The Fed telah memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% pada September — pemangkasan pertama tahun ini — dan Wall Street memproyeksikan dua pemangkasan lagi pada Oktober dan Desember.
Laba Perusahaan dan Valuasi Saham
Para pelaku pasar kini menantikan laporan keuangan kuartalan dari berbagai perusahaan besar, termasuk sektor perbankan, untuk menilai apakah valuasi pasar saat ini sudah mencerminkan kinerja riil. Meski beberapa bank besar melaporkan kuartal paling menguntungkan dalam sejarahnya, mereka tetap menunjukkan sikap hati-hati terhadap prospek pasar dan ekonomi ke depan.
Perdagangan Komoditas dan Mata Uang
- Minyak mentah AS (WTI): turun 12 sen ke US$58,58 per barel
- Minyak mentah Brent: turun 17 sen ke US$62,22 per barel
- Dolar AS: melemah ke 151,21 yen Jepang (dari 151,83 yen)
- Euro: menguat ke US$1,1633 (dari US$1,1608)
(*/hm27)