Dituding Pro-Israel, Peraih Nobel Perdamaian Maria Machado Tuai Kecaman


Peraih Nobel Perdamaian 2025, Maria Corina Machado. (foto: getty images/mistar)
Amerika Serikat, MISTAR.ID
Penganugerahan Nobel Perdamaian 2025 kepada tokoh oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, memicu kontroversi. Ia mendapat kecaman dari organisasi Muslim Amerika, The Council on American-Islamic Relations (CAIR), karena dianggap memiliki afiliasi politik dengan kelompok sayap kanan Israel dan pro-fasisme Eropa.
Dalam pernyataan resminya, CAIR menolak keputusan Komite Nobel yang memberikan penghargaan kepada Machado. Mereka menilai Machado adalah pendukung setia Partai Likud, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan menyebut partai tersebut memiliki agenda rasis serta radikal.
“Kami sangat menyesalkan pemberian Nobel Perdamaian kepada seseorang yang terang-terangan mendukung Partai Likud Israel yang rasis. Ini bertentangan dengan semangat penghargaan itu sendiri,” demikian pernyataan CAIR.
CAIR juga menyoroti pidato kontroversial dari Partai Likud yang menyerukan "Reconquista" — istilah yang merujuk pada penaklukan dan pembersihan etnis Muslim dan Yahudi dari Spanyol pada abad ke-15.
Lebih lanjut, Machado disebut-sebut sebagai bagian dari jaringan sayap kanan di Amerika Latin yang pro-Amerika Serikat dan memiliki simpati terhadap mantan Presiden AS, Donald Trump. Menurut CAIR, Machado tidak pantas disandingkan dengan tokoh-tokoh besar penerima Nobel Perdamaian seperti Martin Luther King Jr.
CAIR menekankan Nobel seharusnya diberikan kepada individu yang memperjuangkan keadilan universal, seperti mahasiswa, jurnalis, aktivis, dan tenaga medis yang membela hak asasi manusia—terutama yang menentang kekerasan di Gaza.
“Penghargaan ini seharusnya jatuh kepada mereka yang mempertaruhkan hidup demi melawan genosida dan penindasan, bukan kepada politisi yang menyerukan demokrasi sambil mendukung fasisme di tempat lain,” tegas CAIR.
Organisasi tersebut juga menyerukan agar Machado mencabut dukungannya terhadap Partai Likud dan menolak ideologi anti-Muslim. Jika tidak, mereka mendesak Komite Nobel untuk mempertimbangkan ulang keputusannya.
Hingga saat ini, Machado belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepadanya. Komite Nobel sebelumnya menyatakan Maria Machado dipilih karena perjuangannya memperjuangkan demokrasi di Venezuela di tengah tekanan rezim Nicolas Maduro.
BERITA TERPOPULER








Prediksi Argentina vs Venezuela 11 Oktober 2025: Messi Absen, Albiceleste Tetap Diunggulkan di Miami

