Badai Melissa Hantam Karibia: Peringatan Serius bagi Indonesia Hadapi Cuaca Ekstrem

Citra satelit yang disediakan oleh Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional ini menunjukkan Badai Melissa, Selasa, 28 Oktober 2025. (foto:NOAA/melalui AP/npr/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Badai Melissa yang menghantam kawasan Karibia pada akhir Oktober 2025 tercatat sebagai salah satu badai terkuat dalam sejarah Atlantik. Dengan kecepatan angin mencapai 185 mil per jam (sekitar 295 km/jam) dan tekanan udara minimum 892 mbar, badai ini meninggalkan jejak kehancuran besar di Jamaika, Haiti, dan Bahama.
Pemerintah Jamaika menyebut Melissa sebagai badai terburuk dalam lebih dari satu abad. Ribuan rumah hancur, jaringan listrik lumpuh di lebih dari sepertiga wilayah, dan akses transportasi darat terputus akibat banjir serta pohon tumbang.
Hujan ekstrem hingga 100 sentimeter di beberapa area memicu banjir bandang dan longsor yang menelan banyak korban jiwa. Di Haiti, wilayah pegunungan yang rentan erosi kini porak poranda. Puluhan orang dilaporkan tewas, ratusan luka-luka, dan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal.
Evakuasi besar-besaran masih berlangsung, terutama di wilayah pesisir dan lembah sungai yang terdampak parah. Para ahli meteorologi menyebut peningkatan cepat intensitas badai Melissa sebagai dampak langsung pemanasan suhu laut global — salah satu pemicu utama terbentuknya cuaca ekstrem di seluruh dunia.
Kerugian Ekonomi dan Sosial Meluas
Tak hanya infrastruktur, sektor ekonomi Jamaika dan Haiti juga terpukul keras. Ribuan hektare lahan pertanian rusak, rumah sakit dan sekolah hancur, serta pasokan air bersih terputus di banyak wilayah.
Bank Dunia memperkirakan kerugian akibat badai ini mencapai miliaran dolar AS, menjadikannya salah satu bencana alam paling mahal dalam sejarah Karibia.
Ribuan keluarga kini bertahan di pengungsian dengan kondisi terbatas dan risiko penyakit meningkat. Meski bantuan kemanusiaan internasional mulai berdatangan, medan sulit dan cuaca buruk menghambat distribusi bantuan.
Pelajaran Penting bagi Indonesia
Meski jauh dari Atlantik, Indonesia punya banyak alasan untuk waspada. Sebagai negara kepulauan tropis, Indonesia juga rentan terhadap badai, banjir, dan longsor akibat perubahan iklim global.

Keterangan gambar: Seorang wanita bereaksi saat penduduk dievakuasi dari Playa Siboney ke lokasi aman menjelang kedatangan Badai Melissa, di Santiago de Cuba, Kuba, pada 28 Oktober 2025. (foto:Yamil Lage/AFP melalui Getty Images/npr/mistar)
Beberapa pelajaran penting dari Melissa yang patut diambil antara lain:
1. Perkuat Sistem Peringatan Dini
Jamaika sudah memiliki sistem peringatan cuaca, tetapi badai berkembang lebih cepat dari perkiraan. Indonesia perlu memperkuat peran BMKG, BNPB, dan pemerintah daerah agar informasi cuaca ekstrem bisa disebarkan lebih cepat dan mudah dipahami masyarakat.
2. Bangun Infrastruktur Tangguh Iklim
Bangunan tahan angin, sistem drainase yang baik, serta jaringan listrik dan komunikasi yang aman dari gangguan cuaca harus menjadi prioritas. Banyak wilayah pesisir di Indonesia belum memiliki perlindungan memadai terhadap badai besar.
3. Edukasi dan Simulasi Bencana
Kesadaran publik adalah kunci. Simulasi evakuasi, pelatihan tanggap darurat, dan edukasi mitigasi bencana perlu menjadi program rutin di wilayah rawan.
4. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim
Pemanasan laut global adalah faktor utama di balik meningkatnya kekuatan badai. Indonesia perlu memperkuat kebijakan pengendalian emisi, pelestarian mangrove, dan tata ruang berbasis risiko bencana.
Alarm bagi Nusantara: Cuaca Ekstrem Semakin Nyata
Kehadiran badai Melissa menjadi peringatan keras bagi Indonesia bahwa cuaca ekstrem bukan ancaman masa depan, melainkan kenyataan masa kini.
Dengan kondisi geografis yang dikelilingi lautan dan beriklim tropis, Indonesia memiliki risiko serupa. Peningkatan suhu laut di Samudra Hindia dan Pasifik Selatan dapat memicu badai dengan kekuatan setara — atau bahkan lebih besar.
Mitigasi perubahan iklim dan kesiapsiagaan bencana harus menjadi agenda nasional, bukan sekadar wacana.
Kesimpulan: Dari Melissa untuk Indonesia
Badai Melissa bukan hanya tragedi di Karibia, tetapi juga peringatan global akan dampak nyata perubahan iklim.
Indonesia perlu belajar dari peristiwa ini — mulai dari membangun infrastruktur tahan cuaca ekstrem, memperkuat sistem peringatan dini, hingga meningkatkan kesadaran masyarakat.
Jika langkah mitigasi dan adaptasi diabaikan, bukan tidak mungkin badai sekuat Melissa suatu hari bisa melanda wilayah Nusantara. (berbagaisumber/hm27)
BERITA TERPOPULER























