Anggota Parlemen Desak Trump Bebaskan Remaja AS yang Ditahan Israel


Momen militer Israel tangkap seseorang di Palestina: (foto: Anadolu Agency/Mistar)
Amerika Serikat, MISTAR.ID
Sejumlah anggota parlemen Amerika Serikat (AS) menyerukan kepada Presiden Donald Trump agar menekan pemerintah Israel untuk membebaskan Mohammed Ibrahim, remaja Amerika-Palestina berusia 16 tahun yang telah ditahan di pusat penahanan Israel selama delapan bulan terakhir.
Menurut laporan Al Jazeera, Kamis (23/10/2025), sebanyak 27 anggota parlemen menyerahkan surat resmi kepada Menteri Luar Negeri, Marco Rubio dan Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee. Dalam surat itu, mereka menyatakan keprihatinan mendalam atas laporan penyiksaan terhadap Mohammed di dalam tahanan Israel.
“Departemen Luar Negeri tidak memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada keselamatan dan keamanan warga negara AS di luar negeri,” tulis surat tersebut, yang ditandatangani oleh sejumlah tokoh termasuk Senator Bernie Sanders dan Chris Van Hollen.
“Kami mendesak pemerintah untuk segera bertindak dengan menekan Israel agar membebaskan remaja Amerika ini,” lanjut pernyataan tersebut.
Penahanan Mohammed menyoroti kerasnya kondisi warga Palestina di penjara-penjara Israel, yang kerap mengalami pembatasan akses hukum dan perlakuan tidak manusiawi.
Dalam surat itu juga disebutkan, keluarga Mohammed menerima laporan dari staf Kedutaan AS dan mantan tahanan yang menggambarkan kondisi kesehatannya kian memburuk — berat badannya menurun drastis dan terdapat tanda-tanda penyiksaan. Sidang perkaranya pun terus mengalami penundaan.
Sementara itu, sepupu Mohammed yang berusia 20 tahun, Sayfollah Musallet, dilaporkan tewas setelah dipukuli oleh pemukim Israel di wilayah Tepi Barat. Menanggapi hal itu, Duta Besar Huckabee telah meminta pemerintah Israel melakukan penyelidikan menyeluruh, namun hingga kini belum ada pelaku yang ditangkap.
Keluarga Musallet mendesak pemerintahan Trump untuk melakukan penyelidikan independen atas kematian tersebut.
“Pemerintah kami mengetahui kasus-kasus ini, namun sering kali tidak bertindak. Hal ini bukan hanya terjadi pada pemerintahan Trump,” kata Munayyer Musallet, perwakilan keluarga korban.
Laporan dari organisasi Defense for Children International – Palestine (DCIP) juga memperkuat dugaan pelanggaran HAM. Dalam kesaksian yang dikumpulkan DCIP, Mohammed mengaku dipukul dengan popor senjata dan ditempatkan di sel dingin dengan makanan tidak layak. Organisasi tersebut menyebut ia telah kehilangan berat badan secara signifikan sejak penangkapannya pada Februari lalu.
Otoritas Israel menuduh Mohammed melempar batu ke arah pemukim Israel di Tepi Barat ketika ia masih berusia 15 tahun. Namun, ia membantah tuduhan tersebut. Dalam surat para anggota parlemen AS disebutkan, tidak ada bukti publik yang mendukung tuduhan terhadap remaja itu. (hm24)