Thursday, October 23, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Shutdown Pemerintah AS, Ribuan Petugas Keamanan Udara Tak Digaji-Pilih Absen Kerja

Mistar.idKamis, 23 Oktober 2025 09.11
journalist-avatar-top
shutdown_pemerintah_as_ribuan_petugas_keamanan_udara_tak_digajipilih_absen_kerja

Shutdown pemerintah membuat staf kontrol keamanan udara tak gajian sehingga banyak dari mereka absen dan memengaruhi penerbangan. (foto: Getty Images/Mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Puluhan ribu petugas keamanan dan pengendali lalu lintas udara Amerika Serikat (AS) tidak menerima gaji penuh akibat dampak shutdown pemerintahan yang telah berlangsung lebih dari tiga pekan sejak 1 Oktober 2025. Kondisi ini membuat sebagian dari mereka memilih tidak masuk kerja.

Dikutip dari Reuters, lebih dari 60 ribu petugas keamanan penerbangan belum menerima bayaran selama masa penutupan pemerintahan. Mereka terakhir kali menerima gaji pertengahan Oktober, namun jumlahnya sudah dipotong setara dua hari kerja.

Presiden Asosiasi Pengendali Lalu Lintas Udara Nasional, Nick Daniels, mengatakan para pengendali akan menerima slip gaji, Kamis (23/10/2025), yang menunjukkan nihil pembayaran untuk minggu depan.

Sementara itu, petugas Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) dikategorikan sebagai pekerja esensial sehingga tetap diwajibkan bertugas, meski tidak menerima bayaran penuh selama shutdown.

Menurut laporan AFP, kondisi tersebut menyebabkan banyak pegawai memilih melapor sakit dibanding bekerja tanpa bayaran. Fenomena serupa pernah terjadi pada 2019 dan menjadi salah satu alasan utama Presiden Donald Trump saat itu mengakhiri shutdown terpanjang dalam sejarah AS pada hari ke-35.

Dampak kekurangan staf sudah mulai terlihat. Federal Aviation Administration (FAA) menghentikan sementara operasi di dua bandara di Houston, Selasa (21/10/2025), akibat kekurangan personel, sebagaimana tercatat dalam pemberitahuan di situs resminya.

Industri penerbangan pun mulai menyuarakan kekhawatiran. Presiden Serikat Pekerja Spesialis Keselamatan Penerbangan Profesional, Dave Spero, menilai penutupan yang berlarut-larut bisa mengancam keselamatan penerbangan.

“Setiap hari pemerintah tetap ditutup dan para pekerja penerbangan masih dirumahkan, lapisan keselamatan penerbangan bisa terkikis. Semua karyawan ingin kembali bekerja dan harus dibayar. Kami mendesak Kongres segera membuka kembali pemerintahan,” ujar Spero.

Sebagai bentuk solidaritas, otoritas Bandara Internasional Minneapolis–St. Paul berencana menyediakan rak bahan makanan bagi pegawai federal yang terdampak, seperti yang dilakukan saat penutupan pemerintahan 2018–2019. Jika shutdown berlanjut hingga November, mereka juga akan menyiapkan makan siang gratis bagi para pekerja. (hm24)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN