BGN Perketat Standar Dapur Program Makan Bergizi Gratis Usai Kasus Keracunan

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana. (Foto: Indonesia Reports/Mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan pemerintah tengah melakukan evaluasi besar terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul masih ditemukannya kasus keracunan makanan di sejumlah daerah.
Salah satu langkah korektif yang kini diterapkan ialah pengurangan kapasitas produksi di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Menurut Dadan, kapasitas penerima manfaat di tiap dapur kini dibatasi hanya 2.000–2.500 porsi per hari, dari sebelumnya mencapai 3.000–4.000 porsi.
“Langkah ini untuk menekan risiko keracunan. Kami juga melakukan rapid test terhadap bahan baku dan hasil olahan makanan, serta menyiapkan alat sterilisasi untuk tempat makan seperti ompreng atau food tray,” ujar Dadan dalam program Setahun Prabowo–Gibran, dilansir dari CNN Indonesia, Kamis (23/10/2025).
Ia menambahkan, sebagian besar insiden keracunan bersumber dari penggunaan air yang tidak layak. Karena itu, BGN kini mewajibkan seluruh dapur MBG memakai air bersertifikat.
Dadan menjelaskan, dari seluruh kasus keracunan pangan di Indonesia, sekitar 46 persen berasal dari program MBG, sementara 54 persen lainnya disebabkan faktor lain yang jarang terpublikasi.
“Kami tidak menutup mata. Ada kasus yang terkait MBG, tapi jumlahnya bukan mayoritas,” ucapnya.
Sebagai contoh, Dadan menyinggung kasus keracunan di Cipatat, Bandung Barat, yang terjadi pada Jumat (17/10/2025). Menurutnya, peristiwa itu bukan disebabkan oleh makanan program MBG.
Sebelumnya, sejumlah pihak menyoroti sistem dapur SPPG yang memproduksi ribuan porsi setiap hari. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X termasuk yang mempertanyakan efisiensi dan keamanan skema tersebut.
“Kalau biasanya masak 50 porsi lalu disuruh bikin 3.000 dengan dapur tradisional, itu bagaimana mungkin aman dan cepat?” ujar Sultan di Kompleks Kepatihan, Jogja, Jumat (17/10/2025).
Ia menyarankan agar sistem SPPG dibagi ke beberapa unit kecil yang hanya menangani sekitar 50 porsi, demi menjaga kualitas dan keamanan makanan.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan hingga kini program MBG telah menjangkau 36,2 juta penerima manfaat, dengan total 1,3 hingga 1,4 miliar porsi makanan yang telah disalurkan. Dari jumlah itu, sekitar 8.000 kasus keracunan tercatat.
Prabowo mengakui masih ada kekurangan dalam pelaksanaan program yang menjadi salah satu janji kampanyenya di Pilpres 2024 itu. Namun, ia menegaskan pemerintah terus melakukan perbaikan agar pelaksanaan MBG semakin aman dan tepat sasaran. (hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Berikut Top 10 Menteri Kabinet Merah Putih Terbaik versi Survei