Puluhan Mahasiswa dan Orang Tua Tuntut Pencairan Beasiswa Tapteng, Bantah Tuduhan “Mahasiswa Siluman”

Puluhan Ikatan Mahasiswa Aktif Beasiswa Perintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Tengah (Tapteng) bersama orang tua mahasiswa saat mendatangi kantor Bupati Tapteng. (foto:feliks/mistar)
Tapteng, MISTAR.ID
Puluhan mahasiswa aktif penerima beasiswa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Tengah (Tapteng) bersama orang tua mereka mendatangi Kantor Bupati Tapteng, untuk menyampaikan tuntutan terkait pencairan dana beasiswa angkatan III tahun 2021 semester genap (Januari–Juni), Senin (4/8/2025).
Kehadiran mereka juga sebagai bentuk protes atas tudingan yang menyebut mereka sebagai "mahasiswa siluman", yang dinilai sangat melukai perasaan para mahasiswa dan orang tua.
"Kami, para orang tua siswa, menegaskan bahwa anak-anak kami bukan mahasiswa siluman. Kalau mereka siluman, berarti kami ini kuntilanak!" tutur Lisna Hutabarat, salah satu orang tua mahasiswa dalam orasinya.
Tuntut Pencairan Dana Beasiswa dan Proses yang Adil
Dalam aksinya, massa meminta kejelasan terkait pencairan dana beasiswa yang belum diterima, serta menuntut agar proses verifikasi (cross check) terhadap seluruh mahasiswa, termasuk 78 orang yang belum diverifikasi, dapat segera dilakukan.
"Kami hanya ingin keadilan. Anak-anak kami telah memenuhi persyaratan, aktif kuliah, dan tinggal menunggu pencairan terakhir. Jangan sampai mereka gagal menyelesaikan pendidikan hanya karena administrasi belum selesai," ujar Nurul, pimpinan aksi, didampingi rekannya Rosyelly Hutasoit.
Mahasiswa juga menyayangkan tidak adanya respon dari Pemkab meskipun mereka sudah beberapa kali mengajukan permohonan audiensi secara resmi.
"Kami tidak ingin membuat keributan, kami hanya ingin didengar. Kami menolak disebut mahasiswa siluman dan menuntut kejelasan hak kami," lanjut Nurul.
Ketegangan dan Mediasi Sementara
Aksi sempat memanas saat massa diminta bergeser ke Alun-Alun Pandan oleh Kasat Pol PP Tapteng, Harris Sihombing, karena dinilai mengganggu arus lalu lintas. Namun, situasi tetap terkendali dan berlangsung tertib.
Menurut massa aksi, selama kepemimpinan Pj. Bupati sebelumnya, beasiswa tetap dicairkan secara bertahap. Namun, pada masa pemerintahan Bupati saat ini, pencairan terakhir justru tidak dilakukan, padahal hanya tinggal satu tahap lagi.
Harapan akan Keadilan dan Transparansi
Para mahasiswa berharap agar Pemkab Tapteng tidak melakukan diskriminasi, serta tetap memperhatikan mahasiswa berprestasi maupun yang berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka juga meminta agar proses verifikasi dilakukan secara terbuka, akuntabel, dan bertanggung jawab.
"Kami mohon kepada Bupati, bantu kami. Ini pencairan terakhir dan kami sedang menyusun skripsi. Biaya sedang banyak-banyaknya. Tolong kami, Pak," ujar Rosyelly meminta dengan haru.
Pemkab Belum Dapat Menemui Massa
Menanggapi tuntutan tersebut, Kasat Pol PP Harris Sihombing menyampaikan bahwa Bupati sedang bertugas di luar daerah, dan Wakil Bupati tengah menghadiri rapat di DPRD Tapteng. Mendengar informasi itu, massa memutuskan membubarkan diri dengan tertib. (feliks/hm27)