Polisi Periksa 14 Siswa Kasus Persekusi di SMA Negeri 1 Matauli Pandan

Kapolres Tapanuli Tengah, AKBP Wahyu Endrajaya. (foto: dok Humas Polres Tapteng/mistar)
Tapteng, MISTAR.ID
Polres Tapanuli Tengah (Tapteng) telah memeriksa sedikitnya 14 saksi dalam kasus persekusi siswa SMA Negeri 1 Matauli Pandan, SMM yang babak belur hingga mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit (RS).
Kapolres Tapteng AKBP Wahyu Endrajaya menyampaikan perkembangan penanganan kasus dugaan perkelahian antar siswa SMA Negeri 1 Plus Matauli Pandan telah masuk pada tahap pemeriksaan saksi-saksi yang terlibat dalam perkelahian itu.
"Disini kami bukan untuk menangkap, tapi untuk meminta keterangan intensif dari beberapa siswa. Ada sekitar 14 siswa, yang sudah dimintai keterangannya," ujarnya di Mapolres Tapteng, Kamis (14/8/2025).
Kapolres menjelaskan dalam pemeriksaan saksi tersebut, pihaknya saat ini ada mengalami kendala, sebab korban belum bisa dimintai keterangannya karena masih dalam perawatan intensif di RS.
"Satu siswa sebagai saksi kunci pada perkara ini juga belum dapat dimintai keterangannya karena yang bersangkutan tidak hadir," katanya.
Terkait insiden persekusi di SMA Negeri 1 Matauli Pandan itu, Wahyu meluruskan dan membantah para siswa yang diduga pelaku penganiayaan sebagai komplotan geng sekolah.
"Kami luruskan, peristiwa ini bukan pengeroyokan, tapi perkelahian atau penganiayaan terhadap korban inisial S. Anaknya siapa, sudah tau. Pada Rabu tanggal 13 Agustus 2025 sekitar pukul 00.25 WIB, orang tua korban membuat laporan itu," katanya.
Menurut Wahyu, dia bahkan terlibat langsung dalam penanganan perkara perkelahian antar siswa di sekolah yang didirikan Akbar Tanjung tersebut.
"Usai pelaporan, besok paginya, saya sendiri bersama beberapa jajaran langsung ke sekolah SMA Negeri 1 Matauli Pandan untuk menindaklanjuti masalah ini," tuturnya.
Kapolres mengatakan dari hasil pemeriksaan saksi sementara dari 14 siswa, kronologi kasus perkelahian antar siswa di sekolah itu berawal dari cekcok mulut.
"Permasalahan ini dipicu karena kesalahpahaman atau diskomunikasi antara kedua siswa. Akibat cekcok mulut saja, setelah itu, mereka bertemu di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tepatnya di Jalan Baru," ucapnya.
Sebelumnya, seorang siswa SMAN 1 Matauli Pandan, Kabupaten Tapteng, SMM menjadi korban persekusi teman-temannya yang merupakan geng sekolah hingga babak belur.
Akibatnya, korban mengalami luka parah seperti gigi copot, pembuluh darah pecah di bagian mata sebelah kiri, tulang rawan koyak dibahagian telinga, pembengkakan di seluruh wajah dan di sekeliling kepala.
Ericson Maharaja, orang tua korban menyampaikan, dari penuturan anaknya, awal kejadian pengeroyokan yang menimpa anaknya tersebut terjadi di ruang kelas dan berlanjut ke kamar mandi sekolah. (Feliks/hm18)
PREVIOUS ARTICLE
Pengedar Sabu di Karo Diringkus