Pengusaha Biliar Pelapor Anggota DPRD Medan Tak Hadiri Panggilan Polisi

Gedung Polda Sumut. (foto: istimewa)
Medan, MISTAR.ID
Pengusaha biliar bernama Suyarno, yang sebelumnya melaporkan salah satu anggota DPRD Medan atas dugaan pemerasan, dilaporkan empat kali mangkir dari panggilan pemeriksaan oleh penyidik Polda Sumatera Utara (Sumut).
Hal itu disampaikan Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP Siti Rohani Tampubolon kepada wartawan, Senin (25/8/2025). “Pelapor Suyarno sudah empat kali dipanggil dan tidak hadir tanpa keterangan,” ujar Siti.
Mangkirnya pemilik usaha Draw Shot Billiard ini membuat proses penanganan kasusnya tersendat, karena keterangannya dinilai penting untuk mendalami laporan dugaan pemerasan yang ia ajukan.
Sementara itu, Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut, Kompol Jama Kita Purba, menyebutkan pihaknya menerima tiga laporan yang menuduh anggota DPRD Medan terlibat pemerasan terhadap pelaku usaha kecil di Medan.
Salah satu terlapor adalah Salomo Tabah Ronal Pardede, Ketua Komisi C DPRD Medan. “Salomo sudah diwawancarai untuk satu laporan. Sedangkan dua laporan lagi masih dijadwalkan,” kata Jama, Rabu (28/5/2025).
Dalam laporan terpisah, pengusaha muda bernama Andryan, 24 tahun, pemilik Xana Billiard–Café, juga melaporkan dugaan pemerasan oleh sejumlah anggota Komisi C DPRD Medan.
Kepada wartawan, Andryan mengaku kasus itu bermula saat usahanya dikunjungi anggota dewan pada Februari 2025. Kunjungan itu diklaim untuk mengecek izin usaha dan kewajiban pajak.
Andryan mengaku telah rutin membayar pajak sebesar Rp1,5 juta per bulan. Namun, saat pertemuan, anggota DPRD diduga menyebut jumlah itu terlalu kecil. Mereka lantas menanyakan omzet dan keuntungan usahanya.
“Setelah dijelaskan, mereka minta Rp4 juta per bulan. Kalau keberatan, mereka ancam usaha saya akan ditutup,” ujar Andryan, Jumat (2/5/2025).
Karena takut, Andryan mengaku memenuhi permintaan itu, dan setoran berlangsung dari Februari hingga April. Namun, ketika nominal permintaan naik di bulan April, ia merasa tak sanggup dan akhirnya melapor ke polisi.
“April mereka minta tambah, saya gak sanggup. Akhirnya saya dan beberapa pengusaha biliar buat laporan ke Polda Sumut,” katanya. (matius/hm24)