Gengx Centil Medan Suarakan Hak Kelompok Rentan, Dorong Masyarakat Sampaikan Aspirasi

Gengx centil Medan menyuarakan aspirasi untuk kelompok rentan di sekitar Lapangan Merdeka. (foto:susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Puluhan masyarakat yang dinamakan Gengx Centil Medan turun ke jalan untuk menyuarakan hak-hak kelompok rentan di Kota Medan. Dalam aksinya, mereka tampil dengan nuansa warna pink dan hijau yang disebut sebagai simbol keberanian dan heroisme.
“Kami berusaha mengapresiasi sekecil apa pun suara dan sekecil apa pun perjuangan, karena itu sangat berharga untuk masa-masa saat ini,” ujar perwakilan Gengx Centil Medan, Anisa Sheren, saat ditemui di lokasi aksi, Sabtu (6/9/2025).
Anisa menjelaskan, aksi yang dilaksanakan di Pos Bloc Medan itu dimaksudkan sebagai ruang eksklusif bagi kelompok rentan untuk mengutarakan keresahan sekaligus mendorong masyarakat yang selama ini takut bersuara agar ikut menyampaikan aspirasinya.
“Kita sebagai representasi kelompok rentan Kota Medan, berusaha bersuara untuk melawan rezim yang melakukan kekerasan. Banyak sekali bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan kepada kelompok rentan khususnya. Dan kelompok rentan ini adalah kelompok yang paling tertindas, paling rentan untuk mendapat kekerasan di saat ini,” katanya.
Anisa juga menyoroti masih banyak tuntutan yang belum terakomodir dalam tuntutan 17+8 yang diusung dalam aksi nasional.
“Nah, itu juga yang kita masukkan dalam tuntutan hari ini, bahwasanya kita menuntut hak-hak kelompok rentan yang selama ini masih mangkrak di pemerintahan. Misalnya seperti rancangan Undang-Undang perlindungan pekerja rumah tangga,” tuturnya.
Selain itu, Gengx Centil Medan juga menolak RUU KUHP yang dinilai berpotensi melanggengkan kekerasan terhadap kelompok rentan, serta menentang perda-perda diskriminatif di berbagai daerah.
“Banyak sekali kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada kelompok rentan tapi masih dianggurin sama negara. Itu yang mau kita suarakan juga di hari ini,” ujarnya.
Dalam pantauan Mistar di lokasi, gengx centil Medan juga melakukan orasi, bernyanyi, membuka lapak buku dan juga doa bersama. (susan/hm18)