Warren Buffett Ungkap Rahasia Investasi Sukses: Hindari Emas, Fokus pada Kesabaran dan Aset Produktif


Warren Buffett membeberkan alasan tidak tertarik berinvestasi emas. (Foto: AP/ Nati Harnik)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Di tengah era digital yang serba cepat, banyak investor muda terjebak dalam mentalitas get rich quick dengan mengejar kripto dan saham viral. Namun, Warren Buffett, investor legendaris dunia, justru menekankan bahwa kesabaran dan kesederhanaan adalah kunci utama dalam membangun kekayaan jangka panjang.
Dikutip dari Gobankingrates, Senin (20/10/2025), Buffett menegaskan bahwa keberhasilan finansial tidak ditentukan oleh kecerdasan luar biasa, melainkan oleh disiplin, kesabaran, dan strategi sederhana.
Investasi Pasif, Rahasia Buffett Mengalahkan Pasar
Menurut Buffett, pasar saham memang fluktuatif dalam jangka pendek, tetapi selalu menunjukkan tren naik dalam jangka panjang. Karena itu, ia menyarankan agar investor berinvestasi secara konsisten pada reksa dana indeks seperti S&P 500 dan terus menginvestasikan kembali dividen.
Baca Juga: Indonesia Siap Jadi Pusat Energi ASEAN, Siapkan Investasi Rp600 Triliun untuk Grid Regional
Strategi ini, katanya, terbukti mengungguli banyak manajer investasi profesional yang aktif memperjualbelikan saham. “Waktu bukan faktor utama, yang penting adalah konsistensi,” ujar Buffett dalam surat tahunan Berkshire Hathaway pada 1993.
Kesabaran Buffett juga terbukti saat krisis keuangan global 2008. Dengan cadangan kas besar, ia mampu berinvestasi US$5 miliar di Goldman Sachs ketika banyak pihak tidak berani mengambil risiko.
Buffett Tetap Enggan Investasi di Emas
Meski harga emas dunia melonjak lebih dari 65% sepanjang tahun 2025 hingga mendekati US$4.350 per ons (Rp72,1 juta), Buffett tetap menolak menjadikannya instrumen investasi utama.
Ia menilai emas sebagai aset tidak produktif karena tidak menghasilkan arus kas atau nilai tambah. Dalam suratnya kepada pemegang saham tahun 2011, Buffett menulis bahwa emas “tidak menciptakan apa pun” dan hanya bergerak mengikuti rasa takut investor terhadap kondisi ekonomi global.
Meski sempat membeli saham Barrick Gold senilai US$565 juta pada 2020, Buffett segera menjualnya di tahun yang sama. Ia menegaskan, kekayaan sejati berasal dari aset produktif seperti bisnis dan properti, bukan dari lonjakan harga sementara.
Harga Emas Naik, Tapi Buffett Tetap Skeptis
Kenaikan harga emas tahun ini didorong oleh kekhawatiran terhadap inflasi, ketegangan geopolitik, dan kebijakan suku bunga rendah di Amerika Serikat. Sejumlah analis seperti Mike Wilson (Morgan Stanley) dan Ray Dalio (Bridgewater Associates) bahkan menyarankan agar investor menempatkan 10–20% portofolio pada emas sebagai lindung nilai.
Namun, bagi Buffett, lonjakan harga emas tidak mengubah pandangannya. “Kekayaan jangka panjang dibangun melalui aset produktif yang menciptakan nilai, bukan dari spekulasi harga,” tulisnya.
(hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Cabai Merah Bertahan Mahal, Bawang Stabil di Siantar