Indonesia Siap Jadi Pusat Energi ASEAN, Siapkan Investasi Rp600 Triliun untuk Grid Regional

Foto bersama sambil bergandengan tangan pada acara 43rd ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (16/10/2025). (foto:esdm/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kebutuhan energi di kawasan Asia Tenggara yang terus meningkat Indonesia untuk mengambil peran strategis sebagai hub energi (pusat distribusi energi) di ASEAN. Komitmen ini disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot seusai menghadiri 43rd ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (16/10/2025).
Menurut Yuliot, integrasi jaringan listrik antarnegara melalui proyek ASEAN Power Grid (APG) menjadi langkah penting untuk menjamin ketersediaan energi jangka panjang di kawasan.
“Dengan meningkatnya kebutuhan energi yang signifikan, Indonesia harus siap menjadi hub energi untuk ASEAN,” ujarnya, dikutip dari siaran pers yang dilansir di laman resmi Kementerian ESDM, Jumat (17/10/2025).
Saat ini, Indonesia telah menjalin kerja sama kelistrikan dengan Malaysia, khususnya di wilayah perbatasan Kalimantan. Impor listrik dari Malaysia mencapai sekitar 200 megawatt (MW) dan sedang dalam proses perpanjangan izin kerja sama.
Baca Juga: Indonesia Ajak Negara-Negara Mekong Sinergikan Transisi Energi untuk Masa Depan Berkelanjutan
Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Besar
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), pemerintah berencana membangun jaringan transmisi sepanjang 48.000 kilometer dalam sepuluh tahun ke depan, termasuk integrasi dengan jaringan listrik ASEAN. Total investasi yang dibutuhkan mencapai Rp600 triliun, melalui skema kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.
“Kami membuka peluang investasi nasional dan regional. Bukan hanya dari pemerintah, tetapi juga dari swasta yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan jaringan kelistrikan ASEAN,” kata Yuliot.
Transisi Energi yang Adil dan Inklusif
Indonesia juga menekankan bahwa transisi energi di suatu kawasan harus dilakukan secara adil, teratur, dan inklusif , dengan memperhatikan kondisi tiap negara anggota. Menurut Yuliot, integrasi sektor — energi, ekonomi, dan lingkungan — menjadi kunci agar kebijakan energi nasional tetap selaras dengan Visi Komunitas ASEAN 2045.
“Transisi energi harus menjaga keseimbangan antara kemiskinan, ketahanan, dan keterjangkauan energi agar tidak ada negara ASEAN yang tertinggal,” ucapnya.
Sementara itu, dalam forum AMEM ke-43, para menteri energi ASEAN menyepakati penyempurnaan Nota Kesepahaman tentang ASEAN Power Grid (APG) sebagai dasar penguatan interkoneksi listrik regional di masa depan. (*/hm27)
BERITA TERPOPULER






Der Klassiker Memanas! Bayern Munchen Unggul 1-0 Atas Dortmund di Babak Pertama Lewat Gol Harry Kane



