Wednesday, October 8, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Teguran Kemendagri: Inflasi Sumut Tertinggi Nasional, Pengamat Sebut Cuaca dan Distribusi jadi Penyebab

Rabu, 8 Oktober 2025 08.58
teguran_kemendagri_inflasi_sumut_tertinggi_nasional_pengamat_sebut_cuaca_dan_distribusi_jadi_penyebab

lustrasi. (foto:blinkiss/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menjadi sorotan nasional setelah mencatat inflasi tahunan (year-on-year/y-o-y) tertinggi di Indonesia. Pada September 2025, laju inflasi Sumut mencapai 5,32 persen, angka yang cukup mengkhawatirkan hingga mengundang teguran dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Menurut Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, Sumut tidak sendiri. Sejumlah provinsi tetangga di Pulau Sumatera juga mengalami tekanan inflasi tinggi, di antaranya Riau, Aceh, Sumatera Barat, dan Jambi.

“Lima provinsi ini mengalami masalah serupa, terutama dalam hal distribusi barang kebutuhan pokok,” ujar Gunawan, Rabu (8/10/2025).

Cabai dan Cuaca Jadi Pemicu Utama

Gunawan menyoroti komoditas cabai sebagai penyumbang utama lonjakan inflasi. Meski Sumut dan Aceh dikenal sebagai wilayah penghasil cabai, produk mereka kerap mengalir ke provinsi lain yang kekurangan, seperti Riau, Kepulauan Riau, dan Jambi.

Sayangnya, faktor cuaca buruk membuat produksi menurun dalam dua bulan terakhir, memperparah kondisi inflasi.

“Cuaca menjadi benang merah yang menyambungkan masalah inflasi di lima provinsi ini. Ini membuat tekanan harga semakin sulit dikendalikan,” jelasnya.

Ia juga mencontohkan, meski Sumatera Barat dominan menyuplai bawang merah dan hortikultura, provinsi tersebut tetap harus mengandalkan pasokan dari luar saat produksinya terganggu.

Harapan Reda Inflasi di Akhir Tahun

Meski situasi saat ini cukup berat, Gunawan menyebut masih ada peluang untuk menurunkan inflasi di kuartal akhir 2025. Harga cabai rawit dan cabai hijau mulai melandai, sementara cabai merah yang sempat tembus Rp100.000 per kilogram diprediksi akan turun pada November, seiring peningkatan pasokan dari Aceh, Jambi, Sumatera Barat, dan bahkan dari Pulau Jawa.

Namun demikian, potensi inflasi baru mengintai dari komoditas beras, mengingat musim panen telah berakhir dan stok mulai menipis.

“Keberhasilan menurunkan inflasi sangat bergantung pada pengendalian komoditas hortikultura dan beras,” tegasnya.

Gunawan memprediksi Sumut berpotensi mengalami deflasi di tiga bulan terakhir tahun ini. Namun ia mengingatkan, deflasi yang berlebihan juga berisiko.

“Kalau harga jatuh di bawah nilai keekonomian, itu justru bisa menimbulkan masalah inflasi baru di tahun depan,” ucapnya. (hm27)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN