Wednesday, October 8, 2025
home_banner_first
OPINI

Skandal Ijazah Gaib di Universitas Aetherwilde: Ketika Gelar Lebih Sakti dari Ilmu

Rabu, 8 Oktober 2025 11.15
skandal_ijazah_gaib_di_universitas_aetherwilde_ketika_gelar_lebih_sakti_dari_ilmu

Ilustrasi. (foto:istimewa/mistar)

news_banner

Oleh: Anwar Suheri Pane

Kisah berikut adalah dongeng modern dari dunia sihir. Meski terdengar nyata bagi sebagian penyihir, ini sepenuhnya fiksi—diciptakan untuk menghibur serta menyelami absurditas akademik di ranah magis.

Alkisah, di balik menara-menara berlumut Universitas Aetherwilde—kampus penyihir tertua di Kepulauan Umbra, negeri tetangga dari tempat Harry Potter bermukim—berembus kabar yang mengguncang fondasi dunia akademik sihir: Lord Percival Vantablack, seorang tokoh elit dalam Kementerian Sihir, dikabarkan meraih gelar Master of Arcane Governance dari Aetherwilde… padahal tak ada satu pun bukti ia pernah menjejakkan kaki di sana.

Para Arcane Collegian (mahasiswa ilmu sihir) saling bertukar pandang dengan ragu. Para Professor of the Arcane (dosen ilmu sihir) hanya mengangkat alis. Beberapa Patronus (roh pelindung sihir), yang biasanya setia melindungi, terlihat bergelayut sambil bergumam, “Apakah kita benar-benar hidup di dunia di mana gelar bisa muncul dari asap lilin?”

Potret kelas tahunannya kosong, hanya bayangan kabur mirip Patronus yang enggan menampakkan diri—beberapa bahkan terlihat mengedip nakal, seolah berbisik, “Ini terlalu konyol untuk ditangani serius.”

Ijazahnya resmi, lengkap dengan segel lilin hitam Kolegium Rektor dan tanda tangan Profesor Emeritus Silas Greymarrow—yang kebetulan sudah wafat dua dekade lalu. Beberapa menyebutnya keajaiban, sementara yang lain menyebutnya Necroadministrasi Akademik, yakni praktik mengesahkan dokumen dari alam baka.

Saat ditanya, pihak Aetherwilde hanya menjawab: “Kami menghargai bentuk-bentuk pembelajaran alternatif. Lord Vantablack belajar melalui koneksi metafisik. Tidak semua ilmu harus berbentuk tatap muka.”

Sekelompok Ravenclaw garis keras—kelompok Arcane Collegian independen bernama Veritas Lux—membocorkan dokumen ke Dewan Sihir. Alih-alih mendapat pujian, mereka justru dikenai sanksi etik.

Salah satu Patronus—seekor rubah bercahaya—dengan sinis berbisik, “Sepertinya membocorkan rahasia kampus lebih berbahaya daripada bertarung dengan naga.”

Tak lama kemudian, Lord Vantablack menggugat balik para penggugat melalui Magical Injunction Tribunal, menuntut “kerugian reputasi arcane” dan melarang mereka memancarkan Patronus publik selama setahun penuh.

Sidang digelar di Aula Kristal Aetherwilde, di mana buku-buku berat melayang, pena menulis sendiri argumen hukum, dan Patronus berseliweran sambil berdebat—bahkan ada yang menyela, “Kalau aku Patronus, aku menolak menjadi saksi!”

Para Arcane Collegian tak mau kalah. Mereka mengerahkan mantra Veritas Manifesto, memproyeksikan bukti-bukti dokumen langsung ke aura Lord Vantablack. Sang lord membalas dengan Illusory Seal of Infallibility, mantra yang membuat semua bukti tampak memudar seperti asap lilin.

Tribunal berubah menjadi arena magis absurd: hakim terbang di atas podium, dewan pengawas menahan gelombang energi hitam-putih, dan gema mantra terdengar hingga menara tertinggi kampus.

Di tengah kekacauan itu, salah satu Patronus—seekor kucing bercahaya—mengeluh lantang, “Ini tribunal atau pertunjukan sirkus?”

Sementara seorang Arcane Collegian berseru: “Apakah gelar bisa sah jika pemiliknya hanya hadir lewat roh metafisik?”

Lord Vantablack menangkisnya sambil tersenyum dingin, “Di dunia sihir modern, cukup terlihat bijak untuk menjadi sah.”

Tak lama setelah tribunal, Lord Vantablack dianugerahi Medali Keagungan Ilmu Hitam Putih oleh Liga Penyihir Sejahtera, organisasi misterius yang bermarkas di ruang bawah tanah perpustakaan lama, di antara buku-buku yang tak bisa dibuka tanpa pengorbanan darah pertama.

Patronus berbisik lagi, “Setidaknya ini memberi kita bahan gosip baru.”

Kisah ini menyisakan banyak pertanyaan. Apakah gelar di dunia sihir kini bisa diciptakan semudah merapal Duplicatus Diploma? Ataukah ini hanya manifestasi kutukan lama: kekuasaan selalu tahu caranya membungkus kebohongan dengan jubah prestise?

Yang pasti, di Universitas Aetherwilde, transparansi adalah mantra langka—dan kejujuran sering dikorbankan demi stabilitas magis.

Karena di dunia sihir masa kini, lebih penting terlihat bijak…daripada benar-benar belajar sihir. Patronus setuju. (*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN