Raih Akreditasi Unggul, Unpab Medan Targetkan 4.500 Mahasiswa Baru Tahun ini


Kepala Biro Promosi, Media, dan Kerjasama Unpab, Dr Erwansyah saat diwawancarai. (f:susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) Medan menargetkan penerimaan sebanyak 4.500 mahasiswa baru pada tahun ajaran 2025, apalagi telah meraih akreditasi unggul pada Oktober 2024 lalu.
Setelah mencatat angka sekitar 3.000 mahasiswa baru pada tahun lalu, kampus swasta di Medan ini optimis akan mampu menarik minat mahasiswa baru.
Apalagi, Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ketiga yang beralamat di Jalan Gatot Subroto Kecamatan Medan Sunggal itu telah mendapatkan Akreditasi Perguruan Tinggi Unggul di Sumatera Utara (Sumut).
Kepala Biro Promosi, Media, dan Kerjasama Unpab, Dr Erwansyah menyebut target tersebut didasari oleh analisis kekuatan internal dan eksternal kampus. Untuk mencapai target tersebut, Unpab akan memperkuat strategi promosi, baik secara daring maupun luring.
Erwansyah mengatakan pihaknya juga aktif menjalin kemitraan serta memperbanyak kegiatan promosi tanpa mengesampingkan kualitas layanan pendidikan.
“Kami yakin electronic word of mouth itu penting menjadi senjata untuk promosi. Saat kualitas layanannya bagus, mahasiswa maupun pihak lain akan ikut membantu, mempromosikan melalui mulut mereka,” katanya saat ditemui Mistar di kantornya, Selasa (13/5/2025).
Dalam upaya menarik minat calon mahasiswa, lanjutnya, Unpab juga menyediakan berbagai program beasiswa mulai dari diskon uang kuliah beberapa persen hingga gratis sampai lulus.
Menurutnya, Unpab sendiri kini memiliki 26 program studi. Erwansyah menyebutkan ke depannya, Unpab berencana membuka prodi baru di bidang artificial intelligence untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
“Jadi kita termasuk kampus yang adaptif lah ya, artinya bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dari masyarakat itu sendiri,” tuturnya.
Erwansyah menilai salah satu tantangan utama saat ini adalah menurunnya minat kuliah di kalangan generasi muda akibat perkembangan digitalisasi. Beberapa kemungkinannya yakni saat calon mahasiswa menganggap kuliah tidak begitu penting, lalu menjadi konten kreator untuk bisa mendapatkan uang.
“Tetapi kita coba gali lagi bagaimana menumbuhkan minat masyarakat untuk tetap mau kuliah, salah satunya ya mungkin dengan memberikan program kuliah gratis atau memberikan pilihan prodi-prodi yang sesuai dengan bakat mereka,” katanya.
Dia berharap bisa menjawab kebutuhan masyarakat dalam dunia pendidikan dan sebenarnya jumlah mahasiswanya meningkat secara bisnis itu juga menjadi penting. (Susan/hm18)