Saturday, May 10, 2025
home_banner_first
EDUKASI

Tanggapan Sejumlah Orang Tua Siswa soal Pro Kontra Wisuda Sekolah

journalist-avatar-top
Jumat, 9 Mei 2025 20.54
tanggapan_sejumlah_orang_tua_siswa_soal_pro_kontra_wisuda_sekolah_

Ilustrasi wisuda TK. (f: ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Seiring viralnya kasus wisuda siswa korban penggusuran rumah di bantaran kali, Bekasi, wacana tentang perlu tidaknya acara wisuda untuk jenjang sekolah masih hangat diperbincangkan.

Akademisi dari Universitas Prima Indonesia (Unpri), Jholant Bringg Luck Amelia Sinaga, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kewajiban wisuda di jenjang Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Ia mengatakan, selama ini wisuda hanya untuk jenjang sarjana, baik itu D3, S1, S2, maupun S3.

“Anak saya itu dulu mau naik SD saja, mereka wisuda. Saya ikut bukan karena ingin, tapi memang regulasinya seperti itu dan tidak bisa dibantah. Jadi akhirnya mau tidak mau ikut,” katanya saat dihubungi, Jumat (9/5/2025).

Menurut ibu dua anak itu, wisuda di tingkat sekolah sebenarnya tidak perlu dilakukan. Ia berpendapat bahwa acara perpisahan tetap bisa berlangsung penuh kesan tanpa perlu seremonial wisuda.

Ia juga mengusulkan agar kegiatan seperti pentas seni, drama musikal, atau pertunjukan musik bisa menjadi alternatif yang lebih sederhana namun tetap berkesan. "Dari zaman saya sekolah dulu, bahkan zaman orang tua saya, tidak ada wisuda tapi tetap memorable moment," ujar dosen Ekonomi itu.

Menurut Jholant, jika para siswa tetap ingin membuat wisuda pribadi atau prom night (malam perpisahan), bukan lah suatu masalah. Namun jangan dijadikan kewajiban satu sekolah, karena tidak semua orang tua mampu atau setuju.

“Jadi sebagai orang tua dan juga pendidik, saya kurang setuju. Karena costnya (biaya) pasti besar. Sewa foto, baju dan lainnya. Walau kemarin viral, satu juta doang kata si anak, tapi orang tua pasti mutar otak untuk membayar,” katanya.

Di sisi lain, Atmajaya, 46 tahun, ayah dari tiga anak, justru menyatakan sikap setuju dengan kegiatan wisuda sekolah. "Baik juga, bagus," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa sebagai orang tua, dirinya akan selalu mengusahakan yang terbaik bagi anak-anaknya. Menurutnya, wisuda bisa menjadi kenang-kenangan sekaligus penanda pencapaian anak selama menempuh pendidikan.

Namun, Atmajaya juga mengingatkan agar biaya wisuda tidak memberatkan. "Saya rasa itu ide yang bagus, asalkan untuk biayanya mungkin bisa diperhatikan. Jangan sampai membebani orang tua," tuturnya.

Berbeda dari dua pandangan sebelumnya, Kurniadi Batubara, 38 tahun, ayah dari seorang anak yang akan lulus SD tahun ini, mengaku tak mempermasalahkan adanya wisuda sekolah.

“Kalau pakai wisuda, ya oke. Kalau nggak juga nggak apa-apa,” ucapnya seraya mengaku memilih mengikuti aturan yang ditetapkan sekolah tanpa merasa terbebani. (susan/hm24)

REPORTER: