Monday, October 27, 2025
home_banner_first
BUDAYA

Kisah Trisna Pardede, Perempuan di Balik Tenun Batak Berpewarna Alami yang Mendunia

Mistar.idSenin, 27 Oktober 2025 20.31
FN
SH
kisah_trisna_pardede_perempuan_di_balik_tenun_batak_berpewarna_alami_yang_mendunia

Trisna Pardede (tengah), pengusaha dan juga inisiator Jabu Bonang bersama timnya (foto:susan/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Selama lebih dari satu dekade, Trisna Pardede tak henti menenun mimpi untuk melestarikan budaya Batak. Perempuan kelahiran 17 Juli 1986 ini dikenal sebagai wirausaha muda yang konsisten mengembangkan tenun Batak dengan pewarna alami, sekaligus memperjuangkan kesejahteraan perempuan penenun di kawasan Danau Toba.

Kecintaannya pada pewarnaan alami berawal dari ketertarikannya terhadap nilai budaya dan kelestarian lingkungan. Melalui Jabu Bonang, rumah komunitas di bawah Yayasan Komunitas Wastra yang berpusat di Pematangsiantar, Trisna aktif mengadvokasi pemberdayaan penenun perempuan agar tetap sehat, sejahtera, dan produktif.

“Kami meyakini, peran ibu sangat penting dalam membentuk generasi yang akan datang. Karena itu, kami mendukung para penenun agar tetap berdaya lewat karya tenun,” ujar Trisna saat ditemui di Taman Budaya Kota Medan, Senin (27/10/2025).

Ciptakan 43 Warna dari Alam

Sejak tahun 2020, Trisna dan tim Jabu Bonang berhasil menciptakan 43 warna alami dari 9 bahan utama, seperti mer, jior, mahoni, daun indigo (salaon), kunyit, hingga kayu manis.

“Ilmunya tidak sederhana. Kami butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukan satu warna yang stabil,” kata alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) ini.

Tantangan terbesar yang dihadapi adalah menjaga agar warna tidak mudah pudar serta tingginya biaya riset dan produksi. Meski begitu, keunggulan pewarnaan alami sangat banyak: ramah lingkungan, aman di kulit, dan bisa diadaptasi ke busana modern tanpa meninggalkan nilai tradisi.

Warisan Leluhur yang Diminati Dunia

Menurut Trisna, teknik pewarna alami bukanlah hal baru. “Ini bagian dari warisan leluhur kita yang sempat terlupakan. Sekarang masyarakat mulai sadar bahwa keindahan bisa datang dari alam,” ucapnya.

Karya tenun hasil binaan Jabu Bonang telah tampil di berbagai ajang bergengsi, seperti Indonesia Fashion Week, Jakarta Fashion Week, Spotlight, hingga menembus New York melalui Indonesian Fashion Chamber 2025.

Dalam ajang Jong Batak’s Arts Festival 2025, Trisna juga menggelar workshop pewarnaan alami yang diikuti 65 peserta lintas usia.

“Kami ingin menunjukkan bahwa bahan alami di sekitar kita — bahkan yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur — bisa jadi sumber warna yang indah dan berkelanjutan,” tuturnya. (hm27)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN