Sunday, September 7, 2025
home_banner_first
WISATA

Nikmati Tenunan Ulos Batak Tradisional di Lokasi Wisata Air Panas Siregar Aek Nalas Toba

journalist-avatar-top
Minggu, 7 September 2025 06.30
nikmati_tenunan_ulos_batak_tradisional_di_lokasi_wisata_air_panas_siregar_aek_nalas_toba

Ibu rumah tangga di Desa Siregar Aek Nalas saat menenun. (Foto: Nimrot/Mistar)

news_banner

Toba, MISTAR.ID

Obyek wisata Desa Siregar Aek Nalas, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba sepi pengunjung sejak empat tahun terakhir dampak pandemi covid tahun 2021. Padahal memiliki potensi yang unik di Kabupaten Toba bahkan di kawasan Danau Toba.

Diketahui, Desa Siregar Aek Nalas memiliki sumber air panas yang tidak berbau belerang dan asalnya ikan mujair danau yang sangat nikmat, berbeda dari mujair danau yang ada di kawasan Danau Toba.

Bukan hanya air hangatnya dan rasa ikan mujair danaunya, pengunjung juga dapat menikmati para ibu rumah tangga saat sedang menenun ulos Batak secara tradisional (markacuccak).

Opung Rossi Siregar, merupakan tetua Desa Siregar Aek Nalas mengakui sebelum Pandemi Covid desa mereka sangat diminati wisatawan, hampir setiap hari dikunjungi wisatawan luar daerah, dan kini tinggal kenangan.

"Kami merindukan masa-masa ramainya pengunjung, kondisi saat ini meskipun hari libur panjang, tidak satupun wisatawan datang," katanya, Sabtu (6/9/2025).

Padahal desa kami memiliki air panas yang tidak dimiliki daerah lain di kawasan Danau Toba. Jika di daerah lain seperti di Tarutung dan Samosir air hangat (panas) sangat kental dengan bau belerang.

"Sementara air hangat (panas) di sini tidak berbau sama sekali. Air tanah kami juga apabila dilakukan pengeboran akan mengeluarkan air panas, bahkan air danau di sekitar desa kami mengeluarkan air hangat dari dasar danau," ujarnya.

Dikatakannya, selain itu merasa diuntungkan dengan kondisi danau di desa kami yang mengeluarkan air panas, dampak ini mungkin menjadikan ikan mujair yang ada memiliki cita rasa yang berbeda dari ikan mujair yang ada di kawasan Danau Toba.

"Bahkan rasa gurih dan manisnya ikan mujair dari Desa Siregar Aek Nalas sudah diakui di Kabupaten Toba. Dan sangat dirindukan setiap orang yang pernah mencicipinya," tuturnya.

Namun ada kekecewaan dari masyarakat seiring waktu kemunculan ikan red devil berwarna merah, menjadi penyebab kepunahan ikan mujair di Desa Siregar Aek Nalas sehingga mereka kesulitan menyediakan ikan mujair, jika ada pesanan dari warga dari luar desa.

"Untuk itu, kami berharap kepada pihak pemerintah dan pihak swasta agar melirik desa ini untuk menabur benih ikan mujair. Sehingga salah satu kebanggaan wisata kami dapat kembali," ucap Opung Rossi. (Nimrot/hm18)

REPORTER: