Nelayan Labura Tampil di Forum Internasional Konferensi Laut PBB di Prancis

Ketua KNTI Labura Syahrial Perangin-angin saat tampil di sesi panel dalam kegiatan UNOC yang berlangsung di Nice Perancis, Jumat (13/6/2025). (f:ist/mistar)
Labura, MISTAR.ID
Syahrial Perangin-angin, seorang nelayan tradisional asal Labuhanbatu Utara Labura, tampil memberikan kesaksian dalam forum internasional yang berlangsung di Nice, Prancis.
Dalam penampilannya, di United Nations Ocean Conference (UNOC) yang diselenggarakan pada 9–13 Juni 2025, Syahrial menjelaskan kondisi nelayan tradisional di Indonesia.
Dalam keterangannya melalui sambungan telepon, Syahrial menjelaskan bahwa ia tampil dalam salah satu panel diskusi untuk menyuarakan kondisi nelayan tradisional di Indonesia dan Asia.
“Iya, mewakili Asia,” ucapnya singkat, Jumat (13/6/2025).
Syahrial, yang juga Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Labura, memulai penyampaiannya dengan salam dalam Bahasa Indonesia yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh panitia.
“Iyo, Pak. Mewakili Asia. Udahnya kulotap ajo lah,” katanya dengan logat khas kampung di pesisir Labura yang kental.
Dalam pemaparannya, ia menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi nelayan tradisional, terutama dari korporasi bermodal besar yang menggunakan alat tangkap merusak seperti pukat trawl.
Syahrial menyebut para nelayan tradisional sebagai korban langsung dari praktik industri perikanan yang merusak ekosistem laut.
“Saya hadir disini untuk menyuarakan masalah yang dihadapi nelayan tradisional. Kami adalah korban langsung di lapangan,” ujarnya di hadapan para peserta forum.
Selain menghadapi korporasi bermodal besar yang menggunakan pukat trawl, nelayan tradisional juga terkena dampak ekologi akibat rusaknya ekosistem karena alat yang digunakan pengusaha besar itu.
Hal itu juga mengakibatkan, nelayan tradisional kehilangan akses dan mata pencaharian. Karena itu, ia meminta agar hak mereka sebagai nelayan tradisional dihormati. Demikian juga dengan wilayah tangkapannya.
UNOC yang berlangsung di Nice Perancis itu juga dihadiri sejumlah tokoh internasional seperti General Manager Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan lainnya. (sunusi/hm27)