Kemarau Panjang Picu Gagal Panen, Ini Langkah Pemkab Toba

Wakil Bupati Toba, Murphy Sitorus. (foto:nimrot/mistar)
Toba, MISTAR.ID
Wakil Bupati Murphy Sitorus, mengatakan musim kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Toba berdampak signifikan pada mata pencaharian masyarakat, khususnya petani padi.
Sejumlah kecamatan seperti Laguboti, Sigumpar, Porsea, Narumonda, Bonatua Lunasi, Uluan, dan Lumban Julu dilaporkan mayoritas gagal panen di tahun 2025.
“Prediksi petani, hasil panen padi tidak mencapai 60 persen. Maka penting dilakukan persiapan agar kemarau tidak terus mengurangi hasil pertanian warga,” kata Murphy, Jumat (18/7/2025).
Murphy menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tengah menyusun draf peraturan bupati untuk menetapkan status darurat bencana, yang akan diusulkan ke provinsi dan dilaporkan ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Tujuannya agar bisa dilakukan modifikasi cuaca di kawasan Danau Toba, khususnya Kabupaten Toba, agar dampak kemarau panjang bisa diminimalkan,” tuturnya.
Kemarau panjang juga dikhawatirkan mempengaruhi ketahanan pangan daerah. Karena itu, Pemkab Toba akan menyiapkan cadangan pangan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan meminta Bulog menahan stok beras untuk disalurkan pada November dan Desember 2025.
Untuk mengantisipasi gejolak harga, Pemkab Toba akan meningkatkan frekuensi pasar murah di berbagai titik. Semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait diminta bersiap untuk mendukung pelaksanaan program ini.
Selain itu, Murphy menekankan perlunya penyesuaian pola tanam padi sesuai perubahan iklim.
“Panen seharusnya dilakukan pada Mei karena sudah memasuki musim kemarau. Tapi hingga akhir Juli, masih ada petani yang belum panen sehingga hasilnya tidak maksimal,” katanya. (nimrot/hm16)
PREVIOUS ARTICLE
Karhutla Ancam Toba, Pemkab Gelar Rakor Lintas OPD