Tuesday, September 16, 2025
home_banner_first
SUMUT

Dulu Dibakar, Kini Bonggol Jagung Disulap Jadi Briket Bernilai Cuan

journalist-avatar-top
Selasa, 16 September 2025 15.42
dulu_dibakar_kini_bonggol_jagung_disulap_jadi_briket_bernilai_cuan

Sejumlah pekerja sedang membuat briket arang di Desa Huta Tinggi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. (Foto: dok BMM/Mistar)

news_banner

Samosir, MISTAR.ID

Limbah bonggol jagung yang selama ini hanya dibakar masyarakat di Desa Huta Tinggi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, ternyata bisa menjadi sumber cuan alias menjadi penghasilan. Hal ini disampaikan Rena Arifah dari Rumah Briket Medan yang menekankan pentingnya mengolah limbah pertanian.

“Kalau diolah dengan baik, bonggol jagung bukan sekadar sampah, tapi bisa jadi peluang usaha. Ini bukan hanya menjaga lingkungan, tapi juga membuka jalan ekonomi baru,” ucapnya saat hadir dalam Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT Pelindo Regional 1 bersama Baitulmaal Muamalat (BMM), Selasa (16/9/2025).

Dikatakannya, penting melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk bumi dengan memanfaatkan limbah yang ada saat ini.

"Saat ini, sampah atau limbah adalah tantangan. Mari menjadikan itu peluang dengan menjadikan sampah jadi uang. Karena, bekerja jangan hanya dengan kepentingan, tapi lakukanlah sesuatu yang bermanfaat untuk bumi dengan menjaga lingkungan," ujarnya.

Regional Division Head Pelayanan SDM dan Umum Pelindo Regional 1, Basri Alam, mengatakan selain mengubahnya menjadi sumber penghasilan, mengubah bonggol jagung merupakan bagian dari inisiatif Desa Bebas Karbon.

“Mayoritas warga di sini adalah petani jagung. Biasanya bonggol jagung pasca panen hanya dibakar karena dianggap tak berguna. Melalui pelatihan ini, kami ingin menunjukkan bahwa bonggol jagung bisa diolah menjadi produk bernilai jual, seperti briket arang, pakan ternak, hingga kompos,” katanya.

Selain akan dimanfaatkan menjadi briket arang, produk turunan dari bonggol jagung ini juga akan diolah menjadi pakan ternak dan juga kompos, sehingga produk ini lebih bermanfaat.

“Kami juga menyiapkan tenaga pendamping yang menetap di Desa Huta Tinggi untuk memastikan seluruh rangkaian program terlaksana dengan baik. Dalam implementasinya kami menjalankan beragam kolaborasi baik dari pihak BMM sebagai mitra pelaksana, serta beberapa pegiat lingkungan untuk suksesi Desa Bebas Karbon,” tuturnya.

Sementara itu, perwakilan BMM Budi Syahputra menjelaskan masyarakat akan mendapatkan pelatihan intensif sepanjang September. Mulai dari pembuatan briket, pakan, hingga kompos.

“Kelompok yang sudah dibentuk bahkan sudah disahkan kepala desa dengan nama Marsada Tani Huta Tinggi. Sangat besar harapan warga semakin terbiasa mengolah bonggol jagung dan mandiri menjalankan usaha ini,” ujarnya.

Dikatakan Budi, bukan hanya bisa menjaga lingkungan, ini juga bisa jadi program berkelanjutan dan menjadi peluang usaha baru.

Di kesempatan yang sama, Kepala Desa Huta Tinggi, Pergaulan Silalahi, berharap desanya bisa menjadi pelopor briket arang di Kabupaten Samosir.

“Semoga briket arang dari bonggol jagung ini bisa jadi peluang usaha baru bagi masyarakat,” ucapnya. (elfa/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN