DPRD Sumut Soroti Pelayanan RS Mitra Medika Sibolga Usai Kasus Viral

Suasana RDP Komisi E bersama RS Mitra Medika Sibolga. (foto:ari/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Komisi E DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyoroti pelayanan medis di Rumah Sakit (RS) Mitra Medika Sibolga yang belakangan viral di media sosial.
Persoalan ini dibahas dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Ruang Badan Anggaran Gedung DPRD Sumut, Kota Medan, Kamis (21/8/2025).
Wakil Ketua Komisi E DPRD Sumut, Meriahta Sitepu, mengingatkan tenaga medis agar bekerja penuh tanggung jawab, mengedepankan hati nurani, dan tidak mengabaikan komunikasi dengan keluarga pasien.
“Masalah hidup dan mati adalah kuasa Tuhan. Tapi bagaimana tenaga medis melayani pasien, itu tanggung jawab yang harus dijalankan sepenuh hati. Jangan sampai kelalaian komunikasi justru membuat keluarga merasa ditinggalkan,” ucap Meriahta.
Anggota Komisi E, Fatimah, menilai polemik kerap muncul akibat informasi yang tidak disampaikan secara tuntas. Ia menegaskan, tanpa transparansi publik akan wajar menilai rumah sakit bersalah.
“Kalau informasi tidak jelas kepada keluarga pasien, pihak rumah sakit pasti dianggap salah. Ini harus dihentikan. Jangan biarkan kasus seperti ini berulang dan membuka ruang spekulasi publik maupun intervensi pihak luar,” tutur politisi PKS tersebut.
Ketua Komisi E, Subandi, juga menegaskan bahwa setiap tindakan medis harus dicatat dan dijelaskan secara detail kepada keluarga pasien. “Jam berapa pasien masuk, tindakan apa yang dilakukan, semua harus terang. Kalau tidak, rumah sakit hanya akan menimbulkan kecurigaan,” katanya.
Hal senada disampaikan anggota Komisi E, Rahmansyah Sibarani. Ia menilai kasus ini menjadi viral karena lemahnya manajemen komunikasi pihak RS.
“RS harus melibatkan keluarga pasien sejak awal. Jangan ada yang ditutup-tutupi. Jika tidak, masyarakat akan terus meragukan integritas pelayanan medis,” ucapnya.
Komisi E DPRD Sumut belum mengambil kesimpulan dan masih menunggu hasil investigasi resmi dari Dinas Kesehatan Sumut. Namun, para legislator mengingatkan agar RS Mitra Medika Sibolga dan rumah sakit lain di Sumut tidak main-main dengan urusan nyawa pasien.
“Ini bukan sekadar pelayanan administrasi, tapi menyangkut hidup dan mati orang. Jika rumah sakit tidak mampu transparan, maka kepercayaan publik akan runtuh,” ujar Ketua Fraksi NasDem tersebut.
Sementara itu, Direktur RS Mitra Medika Sibolga, Ratna Wati, memberikan klarifikasi terkait peristiwa viral yang menyangkut nyawa seorang balita. Ia menegaskan, kasus tersebut bukan penyakit usus berlipat, melainkan usus buntu yang pecah dan bernanah.
“Pasien berusia 5 tahun, saat operasi terdeteksi usus buntu yang pecah. Setelah operasi, pasien masuk ICU dengan alat bantu napas, lalu dirujuk ke dokter saraf. Namun keluarga menolak rujukan meski kami sudah menjelaskan secara langsung,” ucap Ratna.
Ia menambahkan, pasien keluar dari ICU pada 30 Juli 2025 dan direncanakan untuk dirujuk pada 6 Agustus. Namun, keluarga menolak rujukan sehingga penanganan tetap dilakukan di RS Mitra Medika Sibolga. (ari/hm16)