Tuesday, November 11, 2025
home_banner_first
SUMUT

Direktur Kemenparekraf: Ulos Taput Punya Cerita Kuat dan Daya Tarik Branding yang Unik

Mistar.idSelasa, 11 November 2025 14.09
FN
FH
direktur_kemenparekraf_ulos_taput_punya_cerita_kuat_dan_daya_tarik_branding_yang_unik

Bupati Taput bersama anggota DPR RI Lamhot Sinaga saat kegiatan Workshop di Salib kasih dan memberikan bantuan. (foto: Istimewa/mistar)

news_banner

Taput, MISTAR.ID

Direktur Arsitektur dan Desain Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sabar Norma Megawati Panjaitan, menjelaskan bahwa workshop ini merupakan bagian dari program nasional pengembangan subsektor fesyen berbasis kekayaan lokal.

“Kami ingin meningkatkan kapasitas pelaku fesyen dalam membangun branding, menambah nilai produk, dan mendorong kreativitas berbasis budaya daerah. Ulos Taput punya keunikan dan cerita yang kuat, dan itulah daya tarik branding yang harus diperkuat. Di era digital saat ini, produk bagus saja tidak cukup — diperlukan strategi branding yang mampu bercerita tentang makna di balik setiap karya,” ujarnya.

Hal itu disampaikan saat menghadiri Workshop Branding Subsektor Fesyen, yang menjadi ajang penting dalam upaya memperkuat sektor ekonomi kreatif, khususnya di bidang kriya dan fesyen berbasis kearifan lokal. Acara ini digelar di kawasan wisata rohani Salib Kasih, Siatas Barita, Senin (10/11/2025).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Tapanuli Utara Jonius Taripar Hutabarat, bersama Ketua Dekranasda Tapanuli Utara Neny Angelina Purba. Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional yang peduli terhadap pengembangan ekonomi kreatif, di antaranya Lamhot Sinaga (Wakil Ketua Komisi VII DPR RI), Samuel J.D. Wattimena (Anggota Komisi VII DPR RI sekaligus desainer nasional), Sabar Norma Megawati Panjaitan, S.Pd., M.Pd., serta Vinsensius Jemadu (Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan/Event Kemenparekraf), Anggota DPRD Tapanuli Utara Fraksi Golkar, dan jajaran Forkopimda.

Ketua Dekranasda Tapanuli Utara, Neny Angelina Purba, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh tamu dan peserta yang hadir.

“Bapak dan Ibu yang datang hari ini, mari bersama-sama bantu kami para penenun di Taput yang berjumlah sekitar 6.000 orang. Bersama kita menjaga dan mengembangkan warisan leluhur ini. Saya berharap kegiatan ini menjadi momentum kolaborasi nyata untuk mengangkat martabat para penenun dan pelaku UMKM di Tapanuli Utara,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Tapanuli Utara Jonius Taripar Hutabarat dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada seluruh pihak yang hadir.

“Selamat datang di Tapanuli Utara, inilah suasana Taput yang sejuk. Terima kasih khusus kepada Bapak Lamhot Sinaga atas atensi luar biasa terhadap peningkatan UMKM Taput. Ada sekitar 6.000 pengrajin di Taput yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Semoga kegiatan seperti seminar dan pameran ini membuka pintu bagi dunia luar untuk melihat hasil karya masyarakat Taput. Kolaborasi ini penting agar kerajinan kita semakin dikenal dan bernilai tinggi,” ucapnya.

Desainer nasional Samuel J.D. Wattimena mengaku senang dapat kembali ke Taput, yang dikenal sebagai salah satu pusat tenun di Indonesia.

“Para penenun di sini luar biasa, mereka sudah ahli. Tapi kita perlu data yang lengkap: siapa penenun ulos adat, siapa yang spesialis untuk acara tertentu. Ini penting agar potensi besar ini bisa dikelola secara berkelanjutan. Kain tenun bukan sekadar bahan pakaian, tetapi warisan budaya yang nilai seninya akan meningkat seiring waktu,” ujarnya.

Kegiatan workshop yang dipimpin langsung oleh Samuel J.D. Wattimena berfokus pada branding subsektor fesyen. Dalam sesi ini, Samuel menjelaskan berbagai strategi dan tahapan dalam membangun identitas merek bagi produk fesyen berbasis lokal. Para peserta yang terdiri dari perwakilan penenun, desainer muda, dan pelaku UMKM kuliner tampak antusias mengikuti materi serta berdiskusi langsung mengenai pengembangan desain dan strategi pemasaran yang relevan dengan tren global.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang apresiasi karya para perajin, tetapi juga langkah nyata dalam mewujudkan Tapanuli Utara sebagai pusat wastra dan ekonomi kreatif berbasis budaya yang berdaya saing tinggi. (hm27)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN