BPBD Sumut Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan

Ilustrasi, BPBD Sumut Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan. (foto:dokumen/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tengah melakukan berbagai upaya antisipatif menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah di musim penghujan saat ini. Termasuk di antaranya adalah pemetaan wilayah dengan curah hujan tinggi yang telah diprediksi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumut, Manutur Parulian Naibaho, mengatakan pihaknya akan segera menerbitkan surat edaran kepada para bupati, wali kota, dan kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD se-Sumut.
Surat yang dimaksud merupakan edaran Instruksi Gubernur Sumut Nomor 188.54/5/INST/2025 tentang Peringatan Dini dan Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Basah di Provinsi Sumatera Utara.
"Salah satu instruksi tersebut mengamanatkan agar bupati dan wali kota meningkatkan koordinasi dengan BMKG Wilayah I Sumut untuk memperoleh informasi peringatan dini, serta melakukan percepatan penyebaran informasi tersebut kepada masyarakat," ujar Manutur kepada MISTAR, Selasa (7/10/2025).
Ia memaparkan bahwa berdasarkan data BMKG, sejumlah kabupaten dan kota di Sumut diprediksi mengalami curah hujan menengah hingga Oktober 2025. Beberapa jenis bencana yang kerap terjadi di musim hujan juga harus diwaspadai.
Daerah yang dimaksud meliputi Kabupaten Asahan, Batu Bara, Deli Serdang, Kota Binjai, Kota Gunungsitoli, Kota Medan, Kota Pematangsiantar, Kota Tebing Tinggi, Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Langkat, Nias, Nias Barat, Nias Selatan, Serdang Bedagai, dan Simalungun.
“Jenis bencana yang paling sering terjadi di musim hujan adalah banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan munculnya penyakit demam berdarah,” ucapnya.
Manutur juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat, terutama yang tinggal di bantaran sungai, untuk bersiap mengungsi jika terjadi hujan deras.
“Kita juga minta masyarakat aktif memperbarui informasi soal potensi bencana melalui media sosial resmi BMKG,” tuturnya.
Ia mengimbau masyarakat agar ekstra hati-hati jika hendak bepergian, terutama ke daerah wisata perairan selama musim hujan.
“Selama musim hujan ini, hindari berwisata ke sungai atau kawasan air. Gunakan toa masjid dan lonceng gereja sebagai sistem peringatan dini jika terjadi banjir di daerah pegunungan,” ujarnya.
Tak kalah penting, masyarakat diminta turut menjaga lingkungan sekitar, khususnya kebersihan saluran air di permukiman.
“Bersihkan selokan agar air dapat mengalir dengan lancar dan tidak menyebabkan banjir saat hujan deras,” ucapnya. (hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Serapan Anggaran MBG Rendah, Pengamat Ekonomi Soroti Dampaknya