Monday, October 6, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

La Niña Diprediksi Muncul di Akhir 2025, BMKG Ingatkan Potensi Peningkatan Curah Hujan

Senin, 6 Oktober 2025 12.37
la_nia_diprediksi_muncul_di_akhir_2025_bmkg_ingatkan_potensi_peningkatan_curah_hujan

Ilustrasi, La Niña Diprediksi Muncul di Akhir 2025, BMKG Ingatkan Potensi Peningkatan Curah Hujan. (foto:bukupmh2025-2026bmkg/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi atmosfer global akan berada dalam fase ENSO Netral sepanjang tahun 2025. Namun, sebagian kecil model iklim internasional menunjukkan potensi munculnya fenomena La Niña lemah di penghujung tahun.

Fenomena La Niña dikenal sebagai anomali iklim yang menyebabkan peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia, terutama di kawasan barat dan tengah. Kondisi ini dapat memperpanjang periode musim hujan dan meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.

Selain itu, Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini tercatat berada pada fase negatif dan diperkirakan bertahan hingga November 2025. Kombinasi antara IOD negatif dan potensi La Niña lemah ini dapat memperkuat aktivitas hujan di beberapa wilayah Tanah Air.

“Perubahan dinamika atmosfer dan laut ini menjadi perhatian penting karena dapat memengaruhi pola cuaca nasional,” tulis BMKG dalam situs resminya, Jumat (2/10/2025), berjudul Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Indonesia.

Musim Hujan Datang Lebih Awal di Sejumlah Wilayah

BMKG menjelaskan, awal musim hujan di Indonesia tidak terjadi secara bersamaan. Sebanyak 333 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 47,6 persen wilayah Indonesia diprediksi mulai memasuki musim hujan pada September hingga November 2025.

Sejumlah wilayah Sumatera dan Kalimantan bahkan telah lebih dulu diguyur hujan sebelum September. Setelahnya, hujan akan meluas secara bertahap ke wilayah selatan dan timur, mencakup Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga sebagian Sulawesi.

Dibandingkan kondisi normal, musim hujan 2025/2026 diperkirakan datang lebih awal di sebagian besar wilayah Indonesia — mencakup sekitar 294 ZOM (42,1 persen).

Musim Hujan Lebih Panjang, Puncak Terjadi di Akhir 2025 hingga Awal 2026

Menurut BMKG, akumulasi curah hujan pada musim hujan kali ini berada dalam kategori Normal, artinya tidak jauh berbeda dari rata-rata tahunan. Namun, durasi musim hujan diprediksi lebih panjang dari biasanya, dengan puncak hujan yang bervariasi antarwilayah.

Wilayah Indonesia bagian barat, seperti Sumatera, Kalimantan Barat, dan Jawa Barat, akan mengalami puncak hujan pada November–Desember 2025.

Wilayah selatan dan timur, termasuk Jawa Timur, Bali, NTT, dan Maluku, diprediksi mengalami puncak hujan pada Januari–Februari 2026.

BMKG menyebut, puncak musim hujan 2025/2026 cenderung sama atau sedikit lebih maju dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang menandakan potensi pergeseran iklim musiman di sejumlah daerah.

BMKG Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem

Dengan potensi La Niña lemah di akhir tahun, BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, termasuk banjir, longsor, dan gangguan aktivitas pertanian.

BMKG juga mendorong pemerintah daerah agar memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi peningkatan curah hujan, terutama di wilayah rawan bencana. Langkah mitigasi dini perlu dilakukan di daerah yang diperkirakan mengalami peningkatan hujan signifikan.

Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, guna mengantisipasi perubahan kondisi cuaca dan dampaknya terhadap aktivitas sehari-hari. (berbagaisumber/*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN