Medan, MISTAR.ID

Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, menegaskan komitmennya memperkuat konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati di wilayahnya. Pemerintah Provinsi Sumut bersinergi dengan sejumlah Non-Governmental Organization (NGO) di bidang lingkungan untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Dalam upaya itu, Bobby menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan tiga NGO, yaitu Yayasan Tangguh Hutan Khatulistiwa (TaHuKah), Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), dan Yayasan Pelestari Ragam Hayati dan Cipta Fondasi (PRCF), yang tergabung dalam NGO Batang Toru.

Bobby menilai kolaborasi ini penting untuk mendukung target nasional net zero emission 2060, sekaligus mendorong Sumut menjadi provinsi percontohan penerapan kebijakan tersebut.

“Sumut bisa menjadi contoh dalam pencapaian net zero emission 2060, bahkan saya berharap bisa lebih cepat, yakni tahun 2045. Karena itu, kolaborasi antara pemerintah dan NGO sangat penting,” ujar Bobby, Senin (27/10/2025).

Ia berharap kerja sama dengan tiga NGO itu dapat memberikan dampak nyata bagi pelestarian lingkungan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan.

“Berbicara hutan tentu juga berbicara pemanfaatannya. Apa yang dilakukan rekan-rekan NGO luar biasa karena mereka melibatkan masyarakat dalam menjaga hutan,” kata Bobby.

Sementara itu, Direktur TaHuKah, Erwin Alamsyah Siregar, menyebut pihaknya tengah menyusun program skema kompensasi bagi masyarakat lokal yang berhasil menjaga kawasan hutan bernilai konservasi tinggi.

“Kita ada skema kompensasi kepada masyarakat yang berhasil menjaga hutannya di Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi. ada juga agroforestri yang bahkan hasilnya seperti kopi sudah masuk ekspor, ini kita lakukan untuk menjaga kelestarian hutan,” ucap Erwin. (hm27)