Monday, July 28, 2025
home_banner_first
SUMUT

BMKG: Penyemaian Awan di Kaldera Toba Baru Efektif 50 Persen

journalist-avatar-top
Senin, 28 Juli 2025 11.32
bmkg_penyemaian_awan_di_kaldera_toba_baru_efektif_50_persen

Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Edison Kuniawan (tengah), saat meamberikan penjelasan tentang kondisi cuaca di Kaldera Toba,Senin (28/7/2025). (Foto: Pangihutan/Mistar)

news_banner

Tapanuli Utara, MISTAR.ID

Upaya untuk menghentikan kebakaran di kawasan Geopark Kaldera Toba belum maksimal. Melalui sistem Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), penyemaian awan masih mencapai 50 persen.

Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Edison Kuniawan, mengatakan meski penyemaian awan telah dilakukan intensif, hasil hujan belum merata dan belum mampu memadamkan seluruh titik api di wilayah Sumatera Utara (Sumut).

“Secara meteorologis, Sumut sudah memasuki puncak musim kemarau. Potensi awan pembawa hujan sangat terbatas, sehingga efektivitas OMC hingga hari ini baru mencapai 50 persen,” ujar Edison di Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Senin (28/7/2025).

Menurut Edison, intensitas hujan yang turun di beberapa daerah masih tergolong sedang dan bersifat lokal.

Sejumlah wilayah yang sempat diguyur hujan adalah Samosir bagian utara, Padang Lawas Utara, Kota Binjai, Tapanuli Utara, Toba, dan Sibolga.

“Di beberapa titik memang ada hujan, tapi belum signifikan meredakan kebakaran hutan dan lahan,” ucapnya.

OMC sudah dilakukan sejak 26 Juli 2025 dan dijadwalkan akan dilakukan hingga 31 Juli 2025 dengan fokus utama di Geopark Kaldera Toba.

“Kondisi atmosfer di sekitar Danau Toba saat ini memang tidak ideal. Oleh karena itu, strategi penyemaian harus tepat sasaran agar terbentuk hujan di wilayah yang kritis,” ujarnya.

Masih kata Edison, kawasan Geopark Kaldera Toba yang saat ini mengalami cuaca kering ekstrem adalah Toba, Samosir, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Utara.

Selain penyemaian awan, BMKG juga menggunakan satu unit pesawat water bombing untuk memadamkan api.

Water bombing akan digunakan di area yang tidak memungkinkan dijangkau oleh tim darat karena medan terjal dan minim akses,” kata Edison. (pangihutan/hm20)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN