Sunday, August 3, 2025
home_banner_first
SIANTAR SIMALUNGUN

Sudah Diresmikan Sejak Januari, Stadion Mini Raya Masih Terkunci

journalist-avatar-top
Minggu, 3 Agustus 2025 11.56
sudah_diresmikan_sejak_januari_stadion_mini_raya_masih_terkunci

Stadion Mini milik Pemkab Simalungun di Pematang Raya. (Foto: Indra/Mistar)

news_banner

Simalungun, MISTAR.ID

Masyarakat Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, masih belum bisa menikmati fasilitas olahraga di Stadion Mini Raya yang telah diresmikan sejak Januari 2025. Hingga awal Agustus ini, stadion yang tak jauh dari Kantor DPRD dan Polres Simalungun tersebut masih terkunci.

Stadion yang dibangun dengan anggaran mencapai Rp5,13 miliar ini rencananya menjadi pusat kegiatan olahraga masyarakat dan pengembangan atlet muda di Simalungun. Namun, kenyataan di lapangan justru menimbulkan kekecewaan.

Pantauan Mistar, Minggu (3/8/2025) kondisi stadion masih terkunci dan belum difungsikan. Pekarangan di sekeliling lapangan juga tidak terawat. Area yang seharusnya menjadi ruang terbuka untuk aktivitas olahraga dan rekreasi ini terlihat ditumbuhi rumput liar yang cukup tinggi di beberapa bagian.

Stadion Mini milik Pemkab Simalungun di Pematang Raya. (Foto: Indra/Mistar)

Jalan masuk menuju stadion sudah berlapis beton, namun sebagian masih berupa tanah dan kerikil yang tak rata, mencerminkan proyek yang belum rampung sepenuhnya.

Stadion mini ini dilengkapi lapangan sepak bola ukuran 105×68 meter dan lintasan jogging track sepanjang 434 meter dengan lebar 8,5 meter. Sayangnya, fasilitas ini belum bisa dinikmati masyarakat.

Warga Kecamatan Raya pun angkat suara. Rudi Purba, warga setempat, mengaku kecewa dengan lambannya pemanfaatan fasilitas publik tersebut.

“Kami sudah menunggu bisa berolahraga di sana, tapi kenyataannya stadion dikunci. Sayang kalau dibiarkan lama-lama kosong, apalagi biaya pembangunan lebih dari Rp5 miliar,” katanya.

Kekecewaan juga disampaikan Vito Damanik, seorang pelajar SMA Negeri di Kecamatan Raya. Ia bersama teman-temannya sempat berharap bisa memanfaatkan stadion untuk latihan ekstrakurikuler sepak bola dan lari.

“Awalnya kami senang stadion sudah dibangun, tapi sekarang malah tidak boleh dipakai. Padahal kami butuh tempat latihan,” ujarnya.

Sementara itu, pegiat sepak bola lokal, Ronal Sinaga, menyoroti lemahnya perencanaan pasca pembangunan. Menurutnya, pemerintah seharusnya menyiapkan skema operasional sejak awal agar fasilitas tidak mangkrak setelah diresmikan.

“Kalau bicara pembinaan atlet, lapangan itu sebenarnya sudah sangat memadai. Tapi bagaimana mau mencetak bibit unggul kalau lapangan saja tak bisa dipakai?” ujarnya.

Ronal berharap stadion ini tidak hanya sekadar proyek mercusuar, tapi benar-benar menjadi pusat kegiatan olahraga bagi masyarakat dan generasi muda di Raya dan sekitarnya.

Masyarakat kini menanti langkah konkret dari Pemerintah Kabupaten Simalungun untuk mempercepat penyelesaian masalah teknis dan membuka stadion mini tersebut. Mereka ingin agar fasilitas yang dibangun dengan APBD Tahun 2024 benar-benar memberi manfaat, bukan sekadar menjadi simbol pembangunan tanpa fungsi. (indra/hm25)

REPORTER: