Gelombang Penolakan Sawit di Sidamanik Meluas, Warga Tegas Pertahankan Kebun Teh

Spanduk penolakan konversi Teh ke Sawit di Sidamanik. (foto:roland/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Penolakan terhadap rencana konversi kebun teh menjadi perkebunan sawit di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, terus meluas.
Setelah sebelumnya spanduk penolakan terbentang di Sarimatondang saat perayaan HUT RI ke-80, kini spanduk serupa muncul di Tigabolon, mempertegas sikap warga lintas kecamatan.
Spanduk bertuliskan:
“Rakyat Kec. Panei, Sidamanik dan Dolok Pardamean tidak butuh sawit!!! Teh Sidamanik tetap bertahan untuk merawat alam dan lingkungan Simalungun”
dipasang di pinggir jalan utama yang ramai dilalui masyarakat.
Aksi ini mencerminkan perlawanan warga dari tiga kecamatan: Sidamanik, Panei, dan Dolok Pardamean, yang menolak kehadiran sawit di wilayah mereka. Bagi masyarakat setempat, teh Sidamanik bukan hanya komoditas pertanian, tetapi simbol identitas dan penjaga kelestarian lingkungan pegunungan Simalungun.
Baca Juga: Dinas Pertanian Simalungun Tegaskan Tak Pernah Terbitkan Izin Konversi Kebun Teh ke Sawit
Warga Khawatir Dampak Lingkungan Jika Sawit Masuk
Warga menyampaikan kekhawatiran akan dampak serius dari perubahan fungsi lahan. Di antaranya adalah kerusakan tata air, peningkatan risiko banjir, hingga hilangnya lapangan kerja berbasis teh.
"Kami di Tigabolon sudah lama hidup berdampingan dengan kebun teh. Teh memberi pekerjaan, udara sejuk, dan menjaga air bersih kami. Kalau diganti sawit, kami hanya akan menerima panas, debu, dan banjir," ujar Torang Sihotang, warga Tigabolon, Minggu (24/8/2025).
Teh Sidamanik Dinilai Penjaga Ruang Hidup
Para tokoh masyarakat menilai spanduk-spanduk penolakan ini sebagai simbol konsistensi rakyat Simalungun dalam mempertahankan ruang hidupnya. Warga menolak tegas rencana yang mereka nilai tidak berpihak pada lingkungan dan kesejahteraan jangka panjang.
"Kami ingin generasi mendatang tetap melihat hamparan teh hijau di Sidamanik, bukan lautan sawit. Sawit bukan kebutuhan kami," tegas seorang tokoh masyarakat bermarga Damanik.
Tuntutan Warga: Pemerintah Harus Tegas
Dengan semakin banyaknya spanduk penolakan yang tersebar di Tigabolon, Huta Lama, dan Sait Buttu, warga berharap pemerintah—baik pusat maupun daerah—segera mengambil sikap tegas terhadap rencana ekspansi sawit yang diduga akan dilakukan oleh PTPN IV.
Mereka mendesak agar rencana konversi ini dibatalkan demi menjaga stabilitas lingkungan dan sosial di wilayah Sidamanik dan sekitarnya.
Kesimpulan: Penolakan warga terhadap konversi kebun teh menjadi sawit di Sidamanik kini bukan lagi isu lokal, tetapi gerakan kolektif masyarakat lintas kecamatan.
Mereka sepakat bahwa keberadaan kebun teh adalah aset ekologis dan ekonomi yang harus dijaga, bukan diganti oleh tanaman industri yang berisiko merusak lingkungan. (indra/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Rayakan 21 Tahun Kebersamaan Bersama Keluarga Indonesia, Informa Siantar Hadirkan #PastiKetemu Anniversary Sale