Kaspersky Peringatkan Bahaya Dark AI yang Jadi Senjata Baru Kejahatan Siber

AI. (Foto: Refo Indonesia/Mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengingatkan ancaman serius dari Dark AI, yaitu kecerdasan buatan yang dirancang khusus dengan tujuan kriminal di dunia maya.
Teknologi ini kian marak dipakai peretas untuk melancarkan beragam serangan digital, mulai dari penipuan daring hingga spionase yang menyasar data rahasia negara.
Kepala Tim Riset Analisis Global Kaspersky untuk wilayah META dan APAC, Sergey Lozhkin, menjelaskan Dark AI memanfaatkan model bahasa besar (large language model/LLM) yang beroperasi tanpa pengawasan dan aturan ketat.
Akibatnya, teknologi ini rentan digunakan untuk membuat malware, merancang email phishing yang meyakinkan, hingga menciptakan deepfake berupa manipulasi suara dan video untuk menipu korban.
“AI bisa menjadi perisai, namun Dark AI adalah pedangnya,” kata Lozhkin dalam keterangan resmi, Kamis (14/8/2025).
Ia menilai fenomena ini menunjukkan dua sisi. AI yang membantu pertahanan siber, sekaligus menjadi ancaman mematikan bila disalahgunakan.
Sejumlah contoh Dark AI yang beredar antara lain Black Hat GPT, WormGPT, DarkBard, FraudGPT, dan Xanthorox. Semua varian ini dinilai sangat fleksibel bisa melakukan penipuan, peretasan, dan operasi siber otomatis lainnya.
Kaspersky menekankan, pelaku di balik Dark AI bukan sekadar peretas tunggal, melainkan kelompok kriminal terorganisasi. Mereka kerap menjalankan operasi rumit, membangun identitas palsu dengan rapi, serta mampu berinteraksi langsung dengan korban dalam berbagai bahasa agar lolos dari sistem keamanan tradisional.
Temuan ini sejalan dengan laporan OpenAI yang menyebut telah memblokir lebih dari 20 aktivitas mencurigakan yang memanfaatkan platform mereka untuk kejahatan siber.
Menurut Lozhkin, persoalan utama adalah AI tidak memiliki moral bawaan untuk membedakan benar atau salah, ia hanya menjalankan perintah. Bahkan dengan lapisan perlindungan, serangan dari kelompok Advanced Persistent Threat (APT) tetap sulit dihentikan.
Karena akses ke Dark AI semakin mudah, Kaspersky mendorong organisasi dan individu di Asia Pasifik untuk memperkuat kebersihan keamanan siber, memanfaatkan deteksi ancaman berbasis AI, serta memahami potensi penyalahgunaan teknologi ini sebelum menjadi korban.[]
NEXT ARTICLE
Meta Klaim AI Sudah Bisa Belajar Sendiri