Wednesday, August 13, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Barat Daya Bandung, Simak Penjelasan BMKG

journalist-avatar-top
Rabu, 13 Agustus 2025 15.02
gempa_magnitudo_47_guncang_barat_daya_bandung_simak_penjelasan_bmkg

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Barat Daya Bandung. (foto:ferry/bmkg/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Gempa bumi tektonik kembali mengguncang wilayah Indonesia. Kali ini, getaran berasal dari laut di sebelah barat daya Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kejadian tersebut terjadi pada Rabu, 13 Agustus 2025 pukul 08.32 WIB, dan dirasakan di berbagai daerah seperti Garut, Sukabumi, hingga Pelabuhan Ratu.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa berkekuatan Magnitudo 4,7 ini merupakan yang terkuat di Indonesia pada hari tersebut. Meskipun tidak menimbulkan kerusakan, getarannya cukup terasa dan sempat menimbulkan kepanikan warga.

1. Kronologi dan Karakteristik Gempa

Lokasi dan Kedalaman Gempa

Pusat gempa berada di koordinat 7,66° LS dan 107,15° BT, atau sekitar 82 kilometer barat daya Kabupaten Bandung, dengan kedalaman 37 kilometer. Berdasarkan parameter tersebut, gempa dikategorikan sebagai gempa dangkal.

Penyebab Tektonik

BMKG menyatakan gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif bawah laut, yang merupakan bagian dari struktur geologi kompleks di zona subduksi Jawa Barat.

Durasi Guncangan

Guncangan utama berlangsung selama 5–10 detik. Hingga 20 menit setelah kejadian (pukul 08.52 WIB), belum tercatat adanya gempa susulan.

2. Sebaran Guncangan dan Dampaknya

Intensitas Getaran

Berdasarkan skala Modified Mercalli Intensity (MMI), guncangan dirasakan di sembilan wilayah dengan tingkat intensitas berbeda. Umumnya berkisar antara MMI II hingga III, dirasakan ringan seperti getaran truk melintas.

Laporan Kerusakan

Hingga berita ini diterbitkan, tidak ada laporan kerusakan bangunan maupun korban jiwa. Hal ini disebabkan oleh magnitudo yang tidak terlalu besar serta kedalaman gempa yang cukup mampu meredam energi sebelum mencapai permukaan.

3. Respons BMKG dan Evaluasi Risiko

Respons Cepat BMKG

Delapan menit pasca kejadian, BMKG langsung merilis informasi resmi melalui situs web dan kanal media sosial seperti @infoBMKG.

Data Intensitas

Sensor accelerometer BMKG mencatat nilai Peak Ground Acceleration (PGA) maksimum sebesar 0,0858%g di wilayah bertanah lunak, yang masih tergolong rendah.

Potensi Tsunami

BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami, karena mekanismenya adalah sesar mendatar (strike-slip), bukan jenis megathrust vertikal.

Imbauan Resmi

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak terpengaruh hoaks, dan selalu mengikuti perkembangan melalui aplikasi InfoBMKG atau akun resmi @infoBMKG.

4. Risiko Aktivitas Sesar di Jawa Barat

Wilayah barat daya Kabupaten Bandung merupakan zona seismik aktif akibat pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Aktivitas sesar bawah laut di wilayah ini kerap belum sepenuhnya terpetakan, sehingga masih menyimpan potensi gempa signifikan.

Bahaya Gempa Dangkal

Gempa dangkal seperti ini berisiko tinggi karena energinya cepat mencapai permukaan. Dalam sepekan terakhir, tercatat 25 gempa signifikan terjadi di seluruh Indonesia, menunjukkan tingginya aktivitas tektonik nasional.

5. Mitigasi dan Peran Teknologi

Ketahanan Infrastruktur

Tidak adanya kerusakan di wilayah dengan intensitas MMI III menunjukkan bahwa sebagian bangunan telah memenuhi standar ketahanan gempa. Ini menjadi pembelajaran penting bagi daerah rawan bencana lainnya.

Pemahaman Masyarakat

Beberapa warga menggambarkan getaran seperti "truk melintas", yang menunjukkan adanya kesadaran terhadap skala intensitas gempa. BMKG menyarankan pelatihan dan simulasi rutin, khususnya di kawasan pesisir.

Peran Teknologi

Teknologi seperti aplikasi InfoBMKG dan sistem peringatan dini WRS-BMKG terbukti efektif dalam menyebarkan informasi secara real-time, membantu masyarakat untuk bereaksi cepat dan tepat.

6. Gempa Lain yang Tercatat pada Hari yang Sama

Selain gempa di Bandung, BMKG juga mencatat tujuh gempa lain dengan magnitudo lebih kecil di berbagai wilayah Indonesia pada tanggal yang sama:

- Sulawesi Selatan – Magnitudo 2,5

- Nusa Tenggara Timur – Magnitudo 3,1

- Nusa Tenggara Barat – Dua gempa (M 3,3 dan M 3,7)

- Papua – Magnitudo 3,4

- Sumatera Utara – Magnitudo 2,6

- Jawa Timur – Magnitudo 2,7

Tetap Tenang, Tetap Waspada

Gempa M 4,7 di barat daya Bandung menjadi pengingat akan tingginya aktivitas tektonik di Indonesia. Meski tidak berdampak besar, kejadian ini menguji kesiapan sistem mitigasi bencana nasional.

Sebagai catatan, wilayah Jawa Barat memiliki sejarah gempa kuat, seperti Gempa Pangalengan tahun 1910 yang mencapai magnitudo 7,1. Oleh karena itu, kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas utama.

Pesan BMKG

"Masyarakat diimbau untuk tidak mudah mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pastikan hanya memperoleh informasi resmi dari kanal BMKG."\\

Sumber Data: Akun Twitter @infoBMKG, Laman Resmi BMKG, Analisis BBMKG Wilayah II Tangerang. (*)

REPORTER: