Fenomena Sinkites di Laut Utara Guncang Teori Geologi Dunia

Ilustrasi bawah laut. (foto:medwaves/ieo/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Sebuah penemuan geologi mengejutkan terjadi di lepas pantai Norwegia. Para peneliti menemukan struktur misterius di bawah dasar laut yang disebut sinkites, fenomena yang dianggap mampu mengubah pemahaman dasar tentang lapisan Bumi.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Communications Earth & Environment ini mengungkap adanya pembalikan geologis langka: lapisan pasir yang lebih muda justru berada di bawah sedimen yang lebih tua dan ringan. Fenomena ini melanggar hukum superposisi geologi yang selama ini diyakini, di mana lapisan tua seharusnya berada di bawah lapisan muda.
Pasir yang Tenggelam
Tim peneliti dari Manchester University menggunakan pemindaian seismik 3D dan sampel batuan laut dalam untuk mengungkap misteri tersebut. Mereka menemukan bahwa guncangan gempa atau perubahan tekanan besar pada era Miosen dan Pliosen (20–2,6 juta tahun lalu) membuat pasir padat berperilaku layaknya cairan kental.
Akibatnya, pasir yang lebih muda justru meresap ke bawah melalui celah batuan, sementara sedimen tua yang lebih ringan "mengapung" di atasnya. Struktur unik ini dinamakan sinkites, sementara sedimen ringan di atasnya diberi nama floatites.
“Yang kami temukan adalah struktur di mana pasir padat tenggelam ke dalam sedimen lebih ringan yang justru naik ke atas,” jelas Mads Huuse, ahli geofisika dari Manchester University, seperti dilansir, Kamis (25/9/2025).
Implikasi Dunia Nyata
Meski terdengar seperti keanehan geologi semata, temuan sinkites dapat membawa dampak besar. Pola pergerakan bawah tanah seperti ini bisa mempengaruhi cara para ahli menilai reservoir minyak, gas, maupun penyimpanan karbon di bawah permukaan Bumi.
Baca Juga: Gempa Jepang dan Prediksi “Kiamat 5 Juli 2025”: Antara Realitas Geologi dan Viralitas Manga
Menurut Huuse, pemahaman baru tentang sinkites dapat mengubah cara dunia melihat proses penyegelan dan migrasi fluida di kerak Bumi.
Lebih mengejutkan lagi, para peneliti menduga fenomena serupa mungkin tidak hanya terjadi di Laut Utara, tetapi juga di wilayah lain dunia. Jika benar, hal ini bisa mengguncang asumsi dasar geologi tentang evolusi kerak Bumi yang selama ini diyakini stabil dan teratur. (**/hm16)
PREVIOUS ARTICLE
iPhone 17 Pro Gagal Geser Huawei dan Oppo di Tes Kamera DxOMark