Monday, November 10, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Topan Fung-Wong Terjang Filipina: Dua Tewas, Jutaan Dievakuasi, Negara Dikepung Bencana

Mistar.idSenin, 10 November 2025 09.38
FN
topan_fungwong_terjang_filipina_dua_tewas_jutaan_dievakuasi_negara_dikepung_bencana

Ilustrasi, Topan Fung-Wong Terjang Filipina: Dua Tewas, Jutaan Dievakuasi. (foto:reuters/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Filipina kembali diguncang bencana besar. Topan Fung-Wong, yang secara lokal dikenal sebagai “Uwan”, menerjang wilayah utara Luzon pada Minggu (9/11/2025) malam waktu setempat dengan kekuatan dahsyat. Topan ini membawa angin kencang hingga 185 km/jam dan hembusan mencapai 230 km/jam, menjadikannya salah satu badai terkuat yang melanda Asia Tenggara tahun ini.

Badai Kuat yang Melumpuhkan Luzon

Menurut badan meteorologi Filipina (PAGASA), Topan Fung-Wong mulai mendarat di kawasan pesisir Dinalungan, Provinsi Aurora, disertai hujan deras dan gelombang badai setinggi tiga meter. Dalam hitungan jam, aliran listrik padam, jaringan komunikasi terputus, dan jalan utama lumpuh akibat banjir serta longsor.

PAGASA memperingatkan, radius badai ini mencakup hingga dua pertiga wilayah daratan Filipina. Efek destruktifnya terasa dari utara Luzon hingga Metro Manila, menimbulkan kekacauan di sejumlah kota besar.

Evakuasi Massal Sebelum Topan Mendarat

Pemerintah Filipina telah mengevakuasi lebih dari satu juta penduduk ke tempat-tempat penampungan sebelum mencapai daratan. Penerbangan dibatalkan, sekolah ditutup, dan aktivitas pelabuhan dihentikan sepenuhnya.

Langkah cepat itu dipuji banyak pihak karena berhasil mencegah korban lebih besar. Namun, laporan terbaru menyebutkan dua orang meninggal dunia — satu tertimpa menjaga bangunan, dan satu lagi terseret arus banjir di wilayah Isabela.

"Badai ini sangat luas jangkauannya. Kami belum bisa mengakses beberapa daerah yang benar-benar terlindungi," kata Sekretaris Pertahanan Sipil, Jose Faustino Jr. , dalam konferensi pers di Manila.

Kerusakan Meluas dan Infrastruktur Lumpuh

Gelombang badai di sepanjang pantai timur Luzon menghancurkan perairan pesisir, sementara longsor menutup akses menuju tiga kota di Provinsi Aurora. Ratusan ribu rumah rusak berat, dan sebagian besar wilayah pemadaman listrik total.

Kementerian Pekerjaan Umum melaporkan bahwa beberapa jembatan penghubung utama roboh, menyulitkan pengiriman bantuan ke daerah terdampak. Pasukan militer dikerahkan untuk membuka akses dan menyampaikan pasokan logistik darurat.

Darurat Nasional dan Ancaman Susulan

Presiden Ferdinand Marcos Jr menetapkan status darurat nasional di beberapa provinsi terdampak. Ia juga memerintahkan percepatan distribusi bantuan, serta koordinasi antara militer, polisi, dan lembaga kemanusiaan.

Meskipun pusat badai kini mulai bergerak menuju Laut Cina Selatan, ancaman belum berakhir. PAGASA memperingatkan potensi hujan lebat susulan, tanah longsor, dan gelombang tinggi yang dapat melemahkan kondisi wilayah utara Filipina.

Tragisnya, bencana ini datang hanya beberapa hari setelah Topan Kalmaegi menurunkan lebih dari 200 orang di wilayah yang sama. Kondisi ini memperparah beban Filipina yang masih dalam fase pemulihan pascabencana.

Pelajaran Bagi Kawasan Asia Tenggara

Fenomena cuaca ekstrem seperti Topan Fung-Wong menjadi peringatan keras bagi negara-negara di kawasan tropis, termasuk Indonesia. Peningkatan suhu laut akibat perubahan iklim memperkuat intensitas badai, membuatnya lebih cepat terbentuk dan sulit diprediksi.

Indonesia memang jarang terkena dampak langsung, namun efek tidak langsung seperti hujan ekstrem, gelombang tinggi, dan angin kencang dapat berdampak besar di wilayah pesisir. Kejadian di Filipina menjadi pengingat penting soal kesiapsiagaan, mitigasi, dan pembangunan infrastruktur yang tangguh terhadap bencana.

Kesimpulan: Topan Fung-Wong menjadi simbol dari keterbatasan menghadapi manusia kekuatan alam. Meski pemerintah Filipina telah meningkatkan kesiapsiagaan, badai ini menunjukkan bahwa perubahan iklim membuat bencana semakin tidak terduga.

Bagi Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pesan yang paling jelas dari tragedi ini adalah: kesiapansiagaan bukan pilihan, melainkan kebutuhan.

Artikel ini dikutip dari berbagai sumber terpercaya dan kemudian disusun dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI). (*/hm27)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN