AWS Down 2025: Gangguan Besar Lumpuhkan Facebook, Coinbase, dan Ribuan Situs

Logo AWS. (foto:aws/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Amazon Web Services (AWS) mengalami gangguan besar pada Senin (20/10/2025) yang menyebabkan banyak situs dan layanan digital di seluruh dunia lumpuh, termasuk Facebook, Coinbase, Canva, dan Roblox.
AWS menjelaskan bahwa penyebab insiden ini berasal dari masalah internal pada subsistem pemantau kesehatan load balancer, bukan serangan siber. Namun, pakar keamanan memperingatkan bahwa kerentanan serupa dapat dimanfaatkan oleh peretas di masa depan untuk menimbulkan kerusakan yang lebih luas.
Gangguan ini berpusat di wilayah Northern Virginia (US-East-1), salah satu region utama AWS yang juga pernah mengalami masalah serupa pada tahun 2017, 2021, dan 2023.
Senin (20/10/2025) menjadi hari yang berat bagi jutaan pengguna internet. Gangguan besar yang menimpa AWS membuat hampir sepertiga internet dunia lumpuh. Ribuan bisnis global terdampak.
Laporan awal muncul sekitar pukul 03.00 waktu Amerika Serikat (ET) dan mencapai puncaknya pada tengah hari, ketika jutaan pengguna di seluruh dunia hanya mendapati pesan error saat mencoba mengakses layanan favorit mereka. Setelah berjuang selama 15 jam, Amazon akhirnya menyatakan bahwa layanan telah “kembali normal.”
Dampak AWS Down: Dari Roblox, Canva, Hingga Wordle Ikut Tumbang
Menurut situs Down Detector, lonjakan laporan gangguan terjadi pada tengah hari dan berdampak pada berbagai sektor digital:
- Gaming & Streaming: Roblox, Fortnite, dan HBO Max tidak bisa diakses.
- Kreatif & Finansial: Canva, Venmo, dan Robinhood ikut lumpuh.
- Layanan Sosial: Snapchat dan game Wordle sempat tidak dapat digunakan.
Ironisnya, Amazon.com juga terkena imbasnya. Layanan rumah pintar seperti Ring dan asisten virtual Alexa dilaporkan tidak berfungsi.
Kerugian akibat gangguan AWS ini mencapai $75 juta per jam, atau sekitar Rp1,2 triliun. Menurut firma desain UX Tenscope, sekitar $72 juta per jam berasal dari kerugian Amazon sendiri karena situs e-commerce utamanya tidak bisa diakses.
Meski begitu, AWS yang tahun lalu meraup pendapatan hingga $107,6 miliar dinilai masih mampu menanggung kerugian besar ini.
Penyebab: Error Setelah Pembaruan DNS
Amazon menjelaskan bahwa penyebab utama gangguan ini adalah kesalahan pada sistem Domain Name System (DNS), yang berfungsi menghubungkan pengguna dengan situs tujuan saat membuka aplikasi atau link.
Error tersebut terjadi tidak lama setelah Amazon melakukan pembaruan teknis (update) pada salah satu layanan database mereka, DynamoDB, yang menjadi tulang punggung banyak aplikasi di seluruh dunia.
AWS saat ini menopang sekitar 30% aktivitas web global, menjadikannya pemain dominan dalam industri komputasi awan. Para pakar mengingatkan bahwa ketergantungan internet dunia pada tiga penyedia utama, yakni Amazon AWS, Microsoft Azure, dan Google Cloud Platform menimbulkan risiko besar.
“Peristiwa ini adalah peringatan bahwa dunia kini bergantung pada hanya segelintir penyedia cloud. Jika salah satunya mengalami gangguan, efeknya bisa melumpuhkan seluruh internet,” ujar Mike Chapple, pakar keamanan dari University of Notre Dame.
Chapple menambahkan, “Data memang aman, tetapi sistem yang memberi tahu di mana data tersebut berada mengalami kegagalan.”
Pelajaran dari Insiden AWS 2025
Insiden ini menunjukkan bahwa meskipun layanan cloud seperti AWS dirancang dengan keandalan tinggi, satu kesalahan kecil dapat berdampak global. Gangguan serupa pernah menimpa Microsoft pada Juli 2024 akibat pembaruan perangkat lunak CrowdStrike yang menyebabkan bandara dan maskapai di seluruh dunia lumpuh.
Para ahli kini menekankan pentingnya redundansi digital dan diversifikasi infrastruktur agar internet global tidak terlalu bergantung pada satu penyedia layanan cloud. (hm16)
PREVIOUS ARTICLE
Apple Kurangi Produksi iPhone Air, Fokus ke iPhone 17 SeriesBERITA TERPOPULER









