Pematangsiantar, MISTAR.ID

Sebanyak 283 siswa kelas XII SMA Negeri 2 Batang mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang digelar secara nasional mulai 3–6 November 2025. Kegiatan ini merupakan program Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk mengukur capaian akademik siswa serta menumbuhkan budaya belajar yang jujur dan kompetitif.

TKA diikuti oleh seluruh siswa kelas akhir dengan tiga mata pelajaran wajib yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, serta mata pelajaran pilihan sesuai jurusan masing-masing.

Untuk kelompok MIPA, pelajaran pilihannya meliputi Biologi, Fisika, dan Kimia, sementara kelompok IPS meliputi Ekonomi, Sosiologi, dan Sejarah.

Kepala Sekolah: TKA Jadi Validator untuk SNBP

Kepala SMAN 2 Batang, Sugeng, menyampaikan bahwa TKA berperan penting sebagai alat validasi kemampuan akademik siswa, terutama bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

“TKA ini menjadi validator, khususnya bagi siswa yang berencana kuliah lewat jalur prestasi. Namun bagi yang belum merencanakan, tetap kami dorong untuk ikut sebagai bentuk kesiapan masa depan,” ujar Sugeng, Senin (3/11/2025).

Ia menambahkan, TKA bisa saja menjadi syarat administratif ke depan, termasuk dalam seleksi TNI/Polri, sehingga penting diikuti seluruh peserta didik.

“Kami anggap ini sebagai langkah antisipatif agar anak-anak terbiasa dengan ujian akademik berskala nasional,” tambahnya.

Untuk mempersiapkan siswa, sekolah telah mengadakan simulasi intensif agar peserta lebih siap secara mental dan akademik.

Respons Siswa: Antara Grogi dan Antusias

Beberapa siswa mengaku tegang namun antusias mengikuti TKA.

Naila dan Natania, siswi kelas XII E, mengatakan mereka telah mempersiapkan diri dengan berdoa dan belajar fokus pada mata pelajaran utama.

“Hari ini tes Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Besok lanjut mapel pilihan seperti Sosiologi dan Biologi. Jujur agak grogi, tapi semangat,” kata Naila.

Sebagian siswa memilih mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah, sementara lainnya mengandalkan pembelajaran dari guru di kelas.

Disdikbud Batang dan Kemendikdasmen Apresiasi Pelaksanaan TKA

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang, Bambang Suryantoro Sudibyo, mengapresiasi pelaksanaan TKA di daerahnya.

“Tes ini membuat kemampuan akademik siswa lebih terukur dan menjadi bekal penting untuk jenjang berikutnya. Untuk tingkat SMP, TKA direncanakan berlangsung Maret–April 2026,” jelas Bambang.

Sementara itu, Kepala BSKAP Kemendikdasmen, Toni Toharudin, menegaskan bahwa TKA tidak sekadar tes akademik, tetapi merupakan instrumen nasional untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

“TKA bukan sekadar tes, tetapi upaya bersama membangun budaya belajar yang jujur, adaptif, dan berorientasi kemajuan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (31/10/2025).

Dukungan dari Berbagai Pihak

Pelaksanaan TKA mendapat dukungan luas dari pemerintah daerah, organisasi pelajar, dan lembaga pendidikan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemda dan sekolah agar pelaksanaan TKA berjalan lancar dan bermakna.

Wakil Wali Kota Tasikmalaya Dicky Candra mengajak peserta untuk mengikuti tes dengan jujur dan berintegritas.

Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Persis (IPP) Ferdiansyah mendorong siswa menjadikan TKA sebagai momentum memperkuat karakter dan semangat belajar.

Ketua Presidium Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) Darmin Mbula menyebut TKA selaras dengan visi pendidikan holistik dan humanis.

Ketua Pokja SMA-MA Forum Guru Muhammadiyah Lampung, Alex Kurniawan Al-Mansyur, mengajak seluruh sekolah Muhammadiyah menyukseskan pelaksanaan TKA.

Kemendikdasmen Optimistis TKA 2025 Berjalan Sukses

Dengan dukungan berbagai pihak dan kesiapan siswa di seluruh Indonesia, Kemendikdasmen optimistis pelaksanaan TKA nasional 2025 akan berjalan lancar dan berdampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan.

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi. TKA menjadi langkah penting untuk memetakan kemampuan akademik siswa Indonesia secara objektif,” ujar Toni Toharudin. (hm17)